Selain destinasi wisata alamnya, sebenarnya Kabupaten Kuningan memiliki daya tarik lainnya. Sebut saja keberadaan delman atau andong yang masih lalu-lalang di beberapa sudut kabupaten ini.
Delman merupakan moda transportasi tradisional yang digerakkan oleh tarikan kuda. Di Kuningan, wisatawan dapat menyewanya untuk sekedar berkeliling melihat susunan landscape bangunan di pusat kota atau sembari berburu kuliner khas daerah tersebut.
Dari pantauan detikJabar, lokasi yang sering dijadikan tempat mangkal para kusir delman terletak di Taman Cilimus dan Taman Kota Kuningan. Di dua tempat ini beberapa dari mereka kerap menawarkan jasa untuk mengantar penumpang ke tempat tujuan.
Sebagai alat transportasi yang ada sejak lama, delman sudah sangat akrab di tengah kehidupan masyarakat Kuningan. Sebelum populernya kendaraan bermotor, delman menjadi angkutan andalan yang dipakai berpergian.
Eksistensi delman yang masih terjaga hingga sekarang tak ayal membentuk pandangan masyarakat luas, yakni menyematkan Kota Kuda sebagai julukan bagi Kabupaten Kuningan.
"Sudah dari dulu kuda dipakai jadi transportasi tradisional masyarakat. Seperti saya ini sudah hampir 17 tahun jadi kusir delman," ujar salah seorang kusir delman di Kuningan Puhun (45) kepada detikJabar, Kamis (15/12/2022).
Bagi Puhun, sebutan Kuningan sebagai Kota Kuda memang cukup tepat. Apalagi cerita turun-temurun yang ia dengar dari mendiang kedua orangtuanya menyebutkan, kalau Kuningan memiliki keterkaitan dengan kuda legendaris yang bernama Si Windu.
Konon, kata dia, kuda putih berukuran kecil yang telah menjadi legenda itu sering dipakai bertempur oleh pemimpin Kuningan pada zaman dahulu. Sehingga menjadi hal yang wajar mengapa keberadaan kuda masih ada di Kuningan.
Puhun sendiri adalah satu dari beberapa kusir delman yang kerap nongkrong di Taman Kota Kuningan. Bermodalkan delman yang sudah dihias sedemikian rupa, ia tidak jarang menerima permintaan penumpang untuk berkeliling di pusat Kabupaten Kuningan.
"Untuk tarif sendiri kalau saya dari Rp 15 ribu, biasanya disesuaikan juga dengan jarak tempuhnya," katanya.
Untuk sekarang peminat jasanya kebanyakan berasal dari beberapa warga luar Kuningan. Kadang juga ada sebagian besar masyarakat dari desa yang cukup jauh, tertarik untuk memakai jasanya.
Delman milik Puhun sendiri cukup nyentrik. Bisa dibilang beberapa delman yang sering mangkal di Taman Kota Kuningan punya hiasan lampu dengan ornamen serta pernak-pernik lainnya yang menghiasi delmannya.
"Paling ramai itu biasanya weekend sama hari libur mas. Kalau anak-anak pasti tertarik karena ingin lihat kuda. Untuk orang-orang yang tinggal di sini sudah jarang mas, mungkin bosan juga sama delman," terangnya.
Taman Kota Kuningan sendiri berlokasi di Jalan Veteran, Kabupaten Kuningan. Tempatnya tertata rapi karena beberapa tahun lalu sudah direvitalisasi.
Di dekat taman tersebut terdapat sebuah pasar yang memiliki view lumayan cantik. Tepatnya di Jalan Siliwangi. Bagi wisatawan luar daerah, mungkin akan kepincut dengan landscape bangunannya yang menyerupai gedung tempo dulu.
"Kalau narik biasanya juga sering muterin pasar ini. Daya tariknya memang di situ," ungkapnya.
Sementara itu menurut salah satu pemuda dari Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Egi Syahrial Hakiki, eksistensi kuda dan delman harus tetap terjaga. Mengingat kedua hal tersebut telah menjadi identitas bagi warga Kuningan.
Pemuda yang sempat menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Kuningan periode 2019-2020 itu sangat bangga dengan jati diri yang melekat pada tempat kelahirannya. Kuda putih Si Windu dan Gunung Ciremai menjadi ikon yang membuat Kuningan dikenal masyarakat luas.
"Ya bagus itu, karena jadi identitas Kuningan dan harus dijaga. Spirit dari idiom Kecil-kecil Kuda Kuningan harus terus melekat sebagai nilai filosofis hidup," ujarnya.
Bagi wisatawan yang ingin mencoba naik delman, bisa datang ke Taman Cilimus atau Taman Kota Kuningan. Kedua tempat ini juga punya daya tarik masing-masing yang dijamin tidak akan mengecewakan.
Khusus di Taman Cilimus, wisatawan bisa menikmati panorama alam dari Gunung Ciremai. Jika kondisi langit cerah, pengunjung bisa melihat kegagahan gunung tertinggi di Jawa Barat tersebut.
(mso/mso)