Melihat Benteng Palasari Peninggalan Belanda di Sumedang

Melihat Benteng Palasari Peninggalan Belanda di Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 04 Des 2022 10:30 WIB
Benteng Palasari di Sumedang.
Benteng Palasari di Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Kekuasaan Belanda di Jawa Barat meninggalkan banyak bangunan bersejarah. Salah satunya benteng pertahanan.

Seperti benteng Palasari yang ada di Kabupaten Sumedang. Sebagaimana penamaannya, benteng ini berlokasi di Gunung Palasari atau tepatnya di Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan.

Gunung Palasari kini telah ditetapkan sebagai taman hutan raya (tahura). Kawasan tersebut memiliki luas sekitar 31,22 hektare. Di sana hidup sekitar 205 flora, di antaranya Akasia, Eboni, Jati, Pinus, dan masih banyak yang lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator Juru Pelihara dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat, Feni Yuliani Amijaya (46) menyebut Benteng Palasari sudah ada sejak 1906. Benteng ini menjadi benteng tertua dari tiga benteng lainnya yang ada di Sumedang.

"Di dalam kawasan benteng ini selain terdapat bangunan pertahanan, di sini juga terdapat barak atau tempat tinggal tentara Belanda. Benteng pertahanan ini fungsinya untuk mengintai ke arah Bandung atau arah Cirebon," ungkap Feni kepada detikJabar belum lama ini.

ADVERTISEMENT
Benteng Palasari di Sumedang.Benteng Palasari di Sumedang. Foto: Nur Azis/detikJabar

Benteng Palasari menjadi benteng tertua dibandingkan tiga benteng lainnya di Sumedang, yakni Benteng Pandjoenan Gunung Koentji 1917, Benteng Pasir Laja, dan Benteng Pasir Kolecer.

"Benteng Gunung Kunci justru benteng paling bungsu dibandingkan benteng-benteng yang ada. Hanya saja saat ini benteng gunung kunci lebih populer dibanding benteng yang ada lainnya karena aksesnya paling dekat dengan pusat kota Sumedang. Selain itu, fasilitasnya sebagai objek wisata lebih lengkap," paparnya.

"Jadi benteng Palasari sudah ada sejak 1906. Kemudian Benteng Pasir Kolecer dan Pasir Laja pada 1907, baru kemudian Benteng Gunung Kunci 1917," tutur Feni menambahkan.

Feni menyebut, Benteng Palasari memiliki 8 bangunan cagar budaya. Di sana terdapat 27 ruangan dengan fungsinya masing-masing.

"Kalau bangunan bentengnya ada sebuah pintu dan ventilasi, berarti itu sebuah barak atau ditinggali oleh tentara Belanda kala itu," terangnya.

"Sementara kalau bentengnya hanya ada pintu, menurut arkeolog itu dijadikan sebagai tempat menyimpan peluru, karena katanya tempat menyimpan peluru harus kedap udara," tutur Feni menambahkan.

Feni menjelaskan, dari semua bangunan cagar budaya yang ada di Benteng Palasari, ada satu bangunan yang fungsinya sebagai tempat tahanan. Benteng tersebut memiliki ruangan yang ukuran di dalamnya lebih panjang dari ruangan bangunan lainnya.

"Benteng itu memiliki empat ruangan, masing-masing ruangan lebarnya sama dengan ruangan lainnya namun dalam ruangan itu lebih panjang menjorok ke dalam," paparnya.

Selain bangunan berupa benteng, benteng Palasari juga memiliki pos-pos pantau di sekelilingnya.

Benteng Palasari di Sumedang.Benteng Palasari di Sumedang. Foto: Nur Azis/detikJabar

Kawasan gunung Palasari menjadi salah satu objek wisata yang dimiliki Kabupaten Sumedang. Selain bangunan cagar budaya, disana juga terdapat beberapa fasilitas diantaranya lintasan gerak jalan yang panjangnya sekitar 500 meter mengelilingi bangunan-bangunan benteng. Di sana juga terdapat gedung serbaguna, musala, toilet, serta tenda-tenda warung.

Gunung Palasari yang terhitung dekat dengan pusat kota Sumedang atau hanya berjarak sekitar 1,9 kilometer tersebut, dapat diakses baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat hingga sampai ke lokasi.

Kondisi jalannya pun terhitung cukup baik. Hanya saja, para pengunjung disarankan menggunakan kendaraan roda dua jika ingin menuju ke lokasi cagar budaya satu ini. Hal itu untuk mengurangi beban jalan lantaran di sana terdapat sebuah titik akses jalan yang rawan longsor.

Tahura Gunung Palasari sendiri buka setiap hari dari mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Harga tiketnya cukup terjangkau, yakni Rp 3.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 bagi anak-anak.

"Kalau untuk parkir kendaraan itu seikhasnya pengunjung saja," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads