Desa di Indramayu Ini Manfaatkan Angin untuk Terangi Jalur Wisata

Desa di Indramayu Ini Manfaatkan Angin untuk Terangi Jalur Wisata

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Jumat, 18 Nov 2022 07:00 WIB
Kincir besi pembangkit listrik tenaga angin di Indramayu
Kincir besi pembangkit listrik tenaga angin di Indramayu (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Guna mengembangkan sektor wisata, Desa di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memanfaatkan tenaga angin. Kincir besi buatan manual ini menyimpan 3000 Watt daya listrik untuk menerangi objek wisata Embung Jangkar.

Pembangkit listrik tenaga angin ini menjadi satu program inovasi desa Sindang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Kondisi angin yang stabil dimanfaatkan untuk memutar kincir besi.

Selain itu, akses jalan ke arah objek wisata Embung Jangkar belum banyak dilengkapi lampu PJU. Sehingga, inovasi yang melibatkan masyarakat dan mahasiswa ITB ini diciptakan agar menerangi Wisata Embung Jangkar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ide awal karena memang angin menunjang, kedua terkait penerangan jalan atau PJU di wilayah Embung Jangkar ini belum ada di sepanjang jalur Sindang-Wanantara," kata Kepala Desa Sindang, Encang Carnita.

Kincir besi pembangkit listrik tenaga angin di IndramayuKincir besi pembangkit listrik tenaga angin di Indramayu Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar

Dengan menggandeng Mahasiswa ITB, pemdes Sindang merakit sistem pembangkit listrik dengan kincir. Tiang besi setinggi 4 meteran menyangga baling-baling besi.

ADVERTISEMENT

Daya listrik dihasilkan dari putaran baling-baling tidak terlalu tinggi. Sebab, kondisi kecepatan angin cukup rendah. Namun, inovasi dibuat dengan menggunakan sistem gearbox agar bisa menghasilkan daya lebih besar dengan perbandingan seperdua puluh.

"Tinggi baling-baling hanya 4 meter. Menggunakan sistem gearbox sehingga baling-baling yang tidak tinggi tapi kontinuitas putaran baling-baling mempu menghasilkan daya lebih cepat," kata Encang, Kamis (17/11/2022).

Putaran kincir angin besi ini, kata Encang bisa menghasilkan daya listrik stabil. Sementara baru mampu menampung 3000 Watt yang nantinya akan dikembangkan.

"Risikonya kadang baling-baling pernah mandek karena cuaca mendung tanpa angin. Tapi masih cukup stabil, sementara baru menampung daya 3000 Watt," ujar Encang kepada detikJabar.

Sementara ini, listrik baru dimanfaatkan untuk penerangan area wisata lewat sensor cahaya yang sudah terpasang. Nantinya, pengoptimalan pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan wisata.

Menurut Encang, dengan inovasi yang bersumber dari anggaran Dana Desa ini diharapkan bisa memperdayakan masyarakat setempat. Hal itu agar bisa mengurangi angka kemiskinan.

"Outputnya untuk menghemat biaya operasional dalam mengelola objek wisata. Terlebih dengan inovasi ini bisa mengurangi angka kemiskinan di desa Sindang," pungkas Encang.

(yum/yum)


Hide Ads