Lebih dari 194 negara di dunia memiliki wilayah daratan yang luas. Tapi, ada beberapa negara yang sangat kecil. Bahkan, bisa dibilang lebih kecil dari ibu kota negara lain.
Salah satunya adalah Republik Nauru. Negara kecil yang berapa di Barat Daya Samudera Pasifik. Nah, Nauru ini tak memiliki ibu kota. Mungkin, karena saking kecilnya ya.
Dikutip dari detikFinance, detikTravel menyebutkan Naura merupakan pulang karang. Letaknya 25 mil selatan khatulistiwa. Negara ini memiliki luas sekitar 12 mil atau 21 kilometer persegi. Penduduk Nauru mencapai 12.000 hingga 13.000 jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naura memang kecil. Tapi, Nauru dulu pernah menjadi negara yang kaya. Pada 1970-an Nauru adalah negara kaya yang menarik keuntungan dari cadangan fosfat. Endapan fosfat ditemukan hampir di seluruh wilayah Nauru pada saat itu.
Barang tambang ini adalah komponen kunci industri pupuk, yang sangat membantu perekonomian negara tersebut. Bahkan pada tahun 1975, Nauru memiliki penghasilan sekitar US$ 2,5 miliar.
Berkat itu pemerintah dan masyarakat Nauru sempat merasakan hidup mewah dan terlalu boros terhadap anggaran yang dimiliki. Saking kayanya, Nauru tidak membebankan pajak pada penduduknya. Biaya perumahan yang disediakan pemerintah hanya dihargai US$ 5 sebulan.
Nauru juga menyediakan semua layanan kesehatan secara gratis. Kalau ada warga yang membutuhkan perawatan medis khusus, pemerintah Nauru akan menerbangkannya ke Australia. Pelajar yang berprestasi juga akan dibiayai untuk sekolah di Australia.
Tambang fosfat yang dikelola pemerintah luasnya minta ampun. Saking luasnya, pemukiman penduduk semakin tersingkir karena tambang itu. Area tambang yang terbuka membuat daratan menjadi bolong-bolong hingga berbentuk gerigi tajam.
![]() |
Bencana menimpa akibat aktivitas penambangan yang besar-besaran. Nauru mengalami efek oven yang menyebabkan kekurangan berkepanjangan. Pemerintah Nauru memutar otak untuk menghasilkan pendapatan yang terhenti dari pertambangan fosfat.
Pada tahun 1992, Nauru berinvestasi, namun malah ditipu dan merugi sampai US$ 30 juta. Setahun setelah penipuan investasi, salah satu penasihat keuangan dari pemerintah sebelumnya menawarkan sebuah investasi dalam bentuk pertunjukan. Mantan penasihat tersebut adalah kru dari sebuah band pop Inggris.
Sang mantan penasihat meyakinkan pemerintah untuk membiayai sebuah pertunjukan musikal yang berjudul Leonardo the Musical: A Portrait of Love.
Pertunjukan tersebut debut di London pada bulan Juni 1993. Namun pertunjukan tersebut dikritik karena bertele-tele dan membosankan. Bahkan, para penonton pulang sebelum pertunjukan selesai.
Jadwal pertunjukan juga dibatalkan beberapa minggu kemudian. Sial tak bisa ditolak untung tak bisa diraih, Nauru harus kehilangan sekitar US$ 7 juta dalam investasi tersebut.
Nasib minor terus didapat Nauru. Usai ditipu dan gagal investasi di pertunjukan musik, Penasihat keuangan lainnya kedapatan menggelapkan dana sekitar US$ 60 juta. Kini Nauru sangat bergantung pada bantuan negara lain. Sebagai negara tetangga, Australia memanfaatkannya dengan baik.
Kini, Nauru menjadi salah satu tempat penampungan pengungsi sebelum masuk ke Australia. Dari tugas itu, Nauru memiliki pendapatan sekitar US$ 10 juta selama beberapa tahun terakhir.
Kini, Nauru menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Tapi, bukan berarti Nauru tak punya apa-apa. Setidaknya Nauru mempunyai potensi pariwisata yang juara. Pasir pantainya putih, terumbu karangnya sangat indah.
Artikel ini telah tayang di detikFinance dengan judul Mengenal Nauru, Negara Terkaya Sejagat yang Melarat karena Boros
(yum/yum)