Seorang warga Dusun Cigeureung, Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, membuka penangkaran Rusa Timor. Tujuannya untuk menjaga habitat rusa itu dari kepunahan.
Warga tersebut bernama Tiar Mukti. Ia membuka Penangkaran Rusa Lembah Paniisan itu bersama adiknya yakni Ocad Rosadi pada 2014. Kecintaan mereka terhadap hewan rusa menjadi salah satu alasan mereka membuat penangkaran. Untuk mengurus semuanya kini berada di tangan sang adik yakni Ocad.
Ocad mengungkapkan, Penangkaran Rusa Lembah Paniisan tersebut merupakan milik pribadi tanpa melibatkan pihak manapun. Namun, penangkaran ini memiliki legalitas atau resmi terdaftar di pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk perorangan memang baru ini di Indonesia, tidak ada lagi, tapi kami memiliki legalitas semuanya resmi untuk membuka penangkaran rusa ini," ujar Ocad kepada detikJabar, Rabu (14/9/2022).
Meskipun melakukan penangkaran secara pribadi, merawat rusa-rusa yang ada terbilang gampang. Menurut Ocad, merawat rusa jenis Timor, Fallow dan Totol di sana lebih mudah dari merawat kambing. Pasalnya, rusa sangat mudah dari segi pakannya dibandingkan dengan kambing.
"Cara merawatnya gampang, tidak susah seperti kambing. Kalau rusa kan rumput apa saja dimakan, itu bagusnya. Jarang sakit juga, jadi tidak terlalu repot," katanya.
![]() |
Dalam sebulan, mereka menghabiskan biaya sebanyak Rp 25 juta untuk membeli pakan dan memberi upah para pekerja.
Sementara itu, di Penangkaran Rusa Lembah Paniisan Subang ini terdapat tiga jenis rusa. Rusa pertama jenis Timor yang merupakan hewan dilindungi, kedua Rusa Totol asal India serta ketiga jenis Fallow atau biasa disebut dengan rusa bera Eropa.
Dikatakan Ocad, pihaknya juga memperjualbelikan rusa yang berada di penangkarannya. Namun yang dijualbelikan hanya jenis Totol maupun Fallow. Biasanya mereka mereka menjual kepada pihak kebun binatang dengan harga Rp 30 juta untuk sepasang Rusa Totol maupun Fallow. Tapi itu pun tergantung stok yang ada di penangkaran tersebut.
"Untuk Totol kita jual juga bisa, tapi kalau stoknya masih ada, kebanyakan konsumen juga buat kayak objek wisata. Kadang orang-orang tertentu lah buat hobi juga sama suka ada, tapi untuk yang tidak dilindungi seperti jenis Totol dan Fallow, harganya sekitar Rp 30 juta satu pasang," ungkapnya.
![]() |
Di sisi lain, kecintaan terhadap rusa membuat Ocad serta kakaknya tak segan mengeluarkan biaya tinggi untuk mengembangbiakan Rusa Timor. Ia mengaku, modal awal saat itu hampir menghabiskan sekitar Rp 500 juta. Nilai tersebut untuk kepentingan lahan, memasang pagar hingga membeli rusa.
"Untuk modal awal itu tahun 2014 habis sekitar Rp 500 juta, modalnya itu buat beli tanah, pemagaran sampai dengan beli hewan rusanya tersebut," tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, Penangkaran Rusa Lembah Paniisan tersebut mendapatkan respons baik dari pemerintah. Bahkan, penangkaran rusa tersebut pernah mendapatkan hibah enam ekor rusa dari Istana Bogor, serta 10 ekor rusa dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 2020 lalu.
"Tahun 2020 baru dapat hibah dari Istana Bogor enam ekor, sama 10 ekor dari Gubernur Jateng Pak Ganjar," uca Ocad.
"Sebetulnya penangkaran rusa ini fokusnya bukan untuk wisata, melainkan untuk fokus merawat dan melestarikan rusa khususnya di rusa timor," kata Ocad menambahkan.
(orb/orb)