Situs Ciung Wanara Ciamis : Sejarah, Cerita Rakyat dan Panduan Lengkapnya

Situs Ciung Wanara Ciamis : Sejarah, Cerita Rakyat dan Panduan Lengkapnya

Dadang Hermansyah - detikJabar
Minggu, 11 Sep 2022 12:30 WIB
Wisata Situs Ciung Wanara Ciamis.
Situs Ciung Wanara Ciamis. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Situs Ciung Wanara Karangkamulyan Ciamis merupakan obyek wisata budaya yang diyakini sebagai tempat peninggalan Kerajaan Galuh. Di tempat ini diyakini awal mulai Kerajaan Galuh didirikan oleh Wretikandayun.

Kerajaan Galuh merupakan salah satu kerajaan tertua di Pasundan. Situs Ciung Wanara ini memiliki luas sekitar 25 hektare. Di dalamnya terdapat benda-benda terbuat dari batu yang diduga mengandung sejarah Kerajaan Galuh.

Berikut beberapa hal mengenai Obyek Wisata Situs Ciung Wanara Karangkamulyan mulai dari sejarah singkat, lokasi, rute, jam buka, harga tiket dan obyek di dalamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Sejarah Kerajaan Galuh

Budayawan Ciamis Aip Syarifudin menceritakan mengenai sejarah Kerajaan Galuh. Awal mula Kerajaan Galuh didirikan oleh Wretikandayun pada abad ke-7 Masehi tepatnya 23 Maret 612 Masehi. Wretikandayun semula berkuasa di daerah Kendan. Kendan termasuk wilayah kekuasaan Tarumanagara. Pada masa Raja Tarusbawa pamor, kerajaan Tarumanagara memudar. Kondisi ini dimanfaatkan Wretikandayun untuk memisahkan Kendan dari Tarumanagara.

Wretikandayun kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah Bojong Galuh, Karangkamulyan, yang merupakan pusat Kerajaan Galuh (lokasi Situs Ciung Wanara). Sedangkan Tarusbawa mendirikan Kerajaan Sunda sebagai kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara.

ADVERTISEMENT

2. Cerita Ciung Wanara

Cerita Ciung Wanara sudah sangat terkenal di Nusantara tidak hanya di Jawa Barat. Semua sudah mengetahui tentang cerita ini. Menurut Budayawan Ciamis Aip Syarifudin, Ciung Wanara tidak hanya cerita, melainkan bagian dari sejarah Kerajaan Galuh. Berikut cerita singkatnya.

Cerita Ciung Wanara diawali ketika Raja Prabu Permana Di Kusumah memerintah Kerajaan Galuh. Lalu mempercayakan kerajaannya kepada Tamperan Barma Wijaya atau Menteri Aria Keboban.

Dikisahkan, dua istri raja yakni Dewi Pangrenyep dan Dewi Naganingrum hamil bersamaan. Lalu, Dewi Pangrenyep melahirkan anak laki-laki terlebih dahulu bernama Hariang Banga.

Sedangkan Dewi Naganingrum yang mengandung dan diketahui janinnya laki-laki dianggap jadi ancaman bagi Barma Wijaya. Kemudian Barma Wijaya pun menyusun siasat jahat untuk menyingkirkan bayi Dewi Naganingrum.

Singkat cerita, setelah Dewi Naganingrum melahirkan, bayi laki-laki tersebut dihanyutkan ke Sungai Citanduy menggunakan keranjang. Dewi Naganingrum pun disingkirkan dari istana.

Bayi tersebut ditemukan oleh Aki Balangantrang dan merawatnya sampai dewasa di Geger Sunten. Bayi itu diberi nama Ciung Wanara atau Sang Manarah.

Dia kemudian mengetahui bahwa ia bukan berasal dari Geger Sunten. Ia mengetahui bahwa ia dari Kerajaan Galuh. Ditemani seekor ayam jantan, ia pergi ke ibu kota Kerajaan Galuh. Kalau itu Sabung Ayam menjadi salah satu hiburan yang digemari.

Raja Prabu Barma Wijaya pun menggemari hiburan sabung ayam. Ia memiliki ayam jago aduan yang kuat dan tak pernah kalah. Bahkan ia menyebut akan memberikan apapun apabila bisa mengalahkan ayam miliknya.

Ciung Wanara yang mendengarnya lalu menerima tantangan raja. Kemudian Ciung Wanara pun meminta setengah Kerajaan Galuh sebagai hadiah.

Tak disangka, ayam jantan milik Ciung Wanara pun menang dan menjadi Raja Kerajaan Galuh yang diserahkan oleh Barma Wijaya. Kemudian ia pun mengetahui bahwa ia merupakan putra mahkota yang disingkirkan oleh Barma Wijaya. Ciung Wanara pun memenjarakan Barma Wijaya. Setelah itu terjadi perselisihan antara Ciung Wanara dan Hariang Banga. Perselisihan itu dimenangkan Ciung Wanara.

3. Lokasi dan Rute ke Situs Ciung Wanara Karangkamulyan

Wisata Situs Ciung Wanara Ciamis.Wisata Situs Ciung Wanara Ciamis. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Situs Ciung Wanara Karangkamulyan berada di Pinggir Jalan Nasional Ciamis-Banjar. Tepatnya di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Jaraknya 17 kilometer dari Alun-alun Ciamis. Letaknya cukup strategis, tinggal mengikuti Jalan Nasional menuju Jawa Tengah. Bagi yang biasa mudik, tempat ini sudah tak asing lagi. Mengingat kawasan ini sering dijadikan sebagai rest area.

Namun bagi wisatawan dari Jakarta atau Bandung yang memakai angkutan umum cukup menggunakan bus jurusan Banjar atau Pangandaran. Lalu turun di pinggir jalan tepat depan pintu masuk Situs Ciung Wanara.

4. Tiket dan Jam Operasional

Situs Ciung Wanara Karangkamulyan buka dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. Sedangkan untuk di rest area atau warung-warung tempat parkir Situs bisa buka sampai malam. Tiket masuk ke area Situs hanya Rp 3.500 saja.

5. Peninggalan Kerajaan Galuh

Peninggalan Kerajaan Galuh di Situs Ciung Wanara berupa batu-batu dan sumber mata air. Batu-batu tersebut memiliki nama dan kisah, begitu pula beberapa lokasi lain yang terdapat di dalamnya yang berada di luar struktur batu.

Masing masing nama tersebut merupakan pemberian dari masyarakat yang dihubungkan dengan cerita tentang kerajaan Galuh.

Adapun objek yang paling utama adalah peninggalan sejarah dari kerajaan Galuh sendiri yang terbagi ke dalam 9 situs yaitu, pertama Pancalikan atau singgasana, kedua Sanghiyang bedil, ketiga Panyabungan hayam, keempat Lamabang peribadataan, kelima Cikahuripan atau sumber mata air, keenam Panyandaan, ketujuh Pamangkonan, kedelapan Makam Adi Pati Panaekan dan kesembilan Patimuan.

Situs Ciung Wanara ini biasa dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa yang melakukan penelitian mengenai Kerajaan Galuh. Ada pun masyarakat umum yang datang karena penasaran ingin melihat peninggalan Kerajaan Galuh.

Selain tempat wisata sejarah dan budaya, tempat ini juga cocok jadi tempat wisata keluarga. Di situs Patimuan, warga bisa menikmati pemandangan dua pertemuan sungai sambil makan bersama alias botram.

(iqk/iqk)


Hide Ads