Siapa yang tak kenal Braga? Wisatawan yang pergi ke Bandung pasti akan datang ke jalanan yang masih punya beberapa bangunan peninggalan Belanda tersebut. Terletak di pusat kota, Braga jadi salah satu destinasi wisata di kota kembang yang punya daya tarik.
Kebanyakan orang mungkin mengitari Braga untuk jalan-jalan dan wisata kuliner, tapi tak banyak yang tahu bahwa sebetulnya Braga menyimpan banyak sejarah. Bangunan peninggalan Belanda masih begitu kental terjaga di sepanjang jalanan ini.
Melihat potensi besar untuk hegemoni pariwisata, Lurah Braga Willy Wiradhika menggalakkan program yang mampu mengoptimalisasi kampung wisata Braga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karang taruna dan warga setempat menginisiasi diadakan semacam tour guide lokal dengan konsep walking tour. Mungkin konsep ini sudah banyak di Bandung, tapi yang membedakan adalah berjalan-jalan hingga ke pemukiman warga," tutur Willy.
Saat pandemi mulai mereda, dibentuklah Braga Heritage, komunitas yang bergerak di pariwisata. Disini peserta walking tour akan diajak untuk menapaki jalanan Braga, sembari mendengarkan pemandu wisata menceritakan sejarah asal mula gedung atau nama jalan.
"Kami bekerjasama juga dengan Dinas Kebudayaan & Pariwisata (Disbudpar) Bandung terkait informasi sejarah yang teman-teman sampaikan. Nah, saat ke pemukiman warga, peserta akan diajak untuk mencicipi jajanan khas kota Bandung," terang Lurah yang telah menjabat 2,5 tahun tersebut.
Selain memberikan wawasan baru tentang sejarah Braga, peserta juga diajak lebih mengenal khas Sunda. Ada banyak UMKM yang dijajakan, seperti seblak, sekoteng, atau souvenir boneka kayu.
"Sistemnya nanti akan ada paket tour dengan rentang harga Rp 50.000-100.000, disesuaikan dengan jajanan yang ingin didapatkan. Di akhir rute, peserta akan diberikan souvenir yakni kopi seduh. Kami bekerjasama dengan Toko Kopi Aroma yang legendaris di Bandung," paparnya.
Dalam waktu dekat, pemandu wisata akan dibekali juga dengan pelatihan bahasa asing dan fotografi. Harapannya, dengan pembekalan tersebut bisa menjaring lebih banyak peminat walking tour.
Willy juga berharap kesempatan ini bisa membuka peluang pekerjaan untuk warga setempat.
"Dari sini mereka akan belajar untuk bagaimana cara memandu turis, eksplor pariwisata. Nanti bisa jadi pengalaman untuk jadi pemandu wisata profesional," ucapnya.
Melihat perkembangan ini, Camat Sumur Bandung, Wahyu Rinjaningsih menyebut bahwa potensi besar dari destinasi wisata di Bandung bisa berkembang dengan kerjasama dari semua pihak.
"Pemkot Bandung sangat konsen mewujudkan Bandung yang unggul, nyaman, sejahtera, dan agamis. Perlu dukungan semua pihak, baik pemberdayaan masyarakat setempat, SKPD terkait, dan wisatawan untuk menciptakan kenyamanan. Minimal kebersihan dan penataan wisata kulinernya," ungkap wanita yang biasa dipanggil Ririn tersebut.
"Penataan PKL sekitar Braga harus jadi pemikiran bersama. Kemudian, kemungkinan diperlukan konsep penataan parkir baru sehingga Braga lebih nyaman untuk para wisatawan maupun aktivitas warga kota Bandung," ujarnya mengimbuhkan.
Melalui rencana-rencana pengembangan tersebut, keduanya berharap agar seluruh lini masyarakat mampu menciptakan kenyamanan di setiap potensi wisata Braga melalui kebersihan dan keamanannya.
(aau/tya)