Warga Kabupaten Pangandaran tentu tak asing lagi dengan Bandara Udara Nusawiru. Bandara ini adalah milik eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Selain menjadi bandara udara maskapai Susi Air, kawasan tersebut menjadi lokasi latihan para atlet terjun payung Pangandaran. Akan tetapi, di balik kesuksesannya, Bandara Udara Nusawiru memyimpan kisah mistis yang mencengangkan. Konon dahulu Nusawiru menjadi tempat berkumpulnya para jin se-tanah Jawa.
"Dahulu hamparan tanahnya paling tinggi se-Jawa, kemudian dipakai para jin berkumpul untuk bermusyawarah menyelesaikan perkara," kata Ketua Lembaga Adat Pangandaran Erik Krisna Yudha kepada detikJabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Erik, Nusawiru berkaitan erat dengan cerita Raja Mandala, salah satu raja keturunan Kerajaan Padjadjaran. Raja Mandala memiliki lima anak, di antaranya Aki Gede Nini Gede, Jang Pati, Jang Singa atau Maung Panjalu, Jang Raga, dan Jang Langas atau Sembah Agung.
"Kelima anak Raja Mandala diutus untuk menyebar agama Islam ke berbagai wilayah di tanah Jawa, Aki Gede diutus ke wilayah Banyumas, Purwokerto dulu masih Kerajaan Galuh," ucap Erik.
![]() |
Kemudian Jang Pati ke wilayah Jambansari, Ciamis. Sementara Jang Singa diutus ke wilayah Panjalu. Sedangkan Jang Raga ke wilayah Mangunjaya dan Jang Langas ke Batukaras.
"Selain memiliki anak yang diutus menyebarkan agama Islam. Sunan Raja Mandala mempunyai sudara Liman Sanjaya dan Sanghiyang Wiruna. Makamnya berada di sekitaran Bandara Nusawiru," jelas Erik.
Sampai saat ini, makam tersebut sangat dikeramatkan warga Cijulang. Bahkan dalam terawanhan uga orang tua Cijulang dalam babad Kacijulangan menyiratkan soal warga Cijulang memiliki trah keturunan Sunan Raja Mandala. Bahkan tertulis dalam babad atau sejarah Cijulang, Nusawiru dahulunya bernama Gunung Amparan.
"Konon Gunung Amparan dataran tinggu se-Jawa dan menjadi tempat berkumpulnya makhluk gaib atau jin setanah Jawa," ucapnya.
Gunung Amparan itulah yang menjadi tempat berkumpulnya para makhluk gaib atau jin merumuskan sebuah keputusan dan menyelesaikan masalah. Komon musyawarah dipimpin oleh Sanghiyang Wiruna.
"Sanghiang Wiruna merupakan Prabu Waseh saudara Raja Mandala, julukan yang diberikan karena memimpin musyawarah," tutur Erik.
Menurut Erik, tersirat dalam buku Sajarah Kacijulangan menyatakan, Cijulang ngadeg ku anjeun, mun geus bener jajarana, dicirian ku sumur Bandung nu jadi tungtungna, tangkal wiru di gunung ampar-amparan, domdoman nu jadi tangkal kaheman sareng harendong tempat euntreupna papatong.
"Jika dalam bahasa Indonesia diterjemahkan, bahwa, daerah Cijulang akan menjadi tempat yang berhasil dari berbagai aspek. Salah satu contohnya Nusawiru sekarang menjadi bandara komersil, adanya terminal utama di Pangandaran dan pembangunan stadion Cijulang," ucapnya.
(ors/ors)