Masjid Baitul Amanah, Dibangun di Masa Kejayaan Pedangdut Itje Trisnawati

Masjid Baitul Amanah, Dibangun di Masa Kejayaan Pedangdut Itje Trisnawati

Faizal Amiruddin - detikJabar
Minggu, 17 Apr 2022 03:20 WIB
Suasana masjid Baitul Amanah yang dibangun pedangdut Itje Trisnawati di Jamanis Kabupaten Tasikmalaya.
Suasana masjid Baitul Amanah yang dibangun pedangdut Itje Trisnawati di Jamanis Kabupaten Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin)
Tasikmalaya -

Salah satu masjid yang memiliki kisah menarik di Tasikmalaya adalah masjid Baitul Amanah yang terletak di pinggir jalan raya Bandung - Tasikmalaya, tepatnya di wilayah Kecamatan Jamanis atau beberapa kilometer sebelum fly over Rajapolah.

Masjid yang satu ini oleh warga Tasikmalaya lebih dikenal dengan sebutan Masjid "Duh Engkang" atau Masjid Itje. Ya, masjid ini memang dibangun oleh pedangdut Itje Tresnawati.

"Ini masjid milik pribadi, maksudnya dibangun oleh pribadi di atas tanah pribadi Bu Haji (Itje Trisnawati)," kata Koko salah seorang pengurus masjid Baetul Amanah, Jumat (15/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid Baitul Amanah dibangun pada akhir dekade 80-an, ketika itu Itje Trisnawati sedang berada di puncak kejayaannya sebagai penyanyi. Tembang dangdut berjudul "Duh Engkang" meledak di pasaran. Diikuti pula oleh hits tembang dangdut Madu Merah dan lainnya.

Berada di puncak karir sebagai penyanyi dengan penghasilan melimpah membuat Itje memutuskan untuk membangun masjid yang megah dan berlokasi di pinggir jalan protokol. "Saya dengar untuk membeli tanah dan membangun masjid, menghabiskan dana Rp 1 miliar," kata Koko. Dia menambahkan nilai Rp 1 miliar di akhir tahun 80-an tentu berbeda nilainya dengan saat ini. "Rp 1 miliar dulu, sebelum krisis moneter. Kalau sekarang ya tak akan cukup," kata Koko.

ADVERTISEMENT

Di prasasti yang terpasang di dinding luar masjid, diketahui jika Masjid Baitul Amanah ini diresmikan pada tanggal 21 Juni 1990 oleh Gubernur Jawa Barat Yogie SM.

Arsitektur bangunan masjid Duh Engkang ini cukup megah. Ada dua menara yang mengapit bangunan utama mesjid. Kubahnya pun cukup besar. Melihat interior masjid, gaya arsitektur khas tahun 90-an sangat kental terlihat. Setidaknya ini ditandai dengan bentuk jendela yang relatif berukuran kecil. Kelir keramik dan pernak-pernik masjid lainnya juga seakan menegaskan bahwa masjid ini sudah berusia cukup lama, sekitar 32 tahun.

Di beberapa sudut sedang dilakukan renovasi, memperbaiki bagian-bagian yang mulai lapuk dan rusak. Salah satunya perbaikan ornamen tulisan Masjid Baitul Amanah di bagian kanan dekat prasasti peresmian.

Masjid ini juga memiliki parkiran yang cukup luas dengan pos penjagaan di gerbang masuk. Namun pelataran depan tampak kurang terawat, rumput liar tumbuh subur di spot yang seharusnya menjadi taman yang cantik.

Pada awal kehadirannya, masjid ini menjadi magnet yang kuat menarik jemaah atau pengendara untuk singgah. Tak heran jika di sekitar masjid muncul warung-warung makanan dan oleh-oleh. Kondisi itu bertahan hingga kini, masjid Baitul Amanah masih menjadi rest area favorit para pengendara atau pemudik yang melintasi jalur selatan Jawa Barat.




(yum/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads