Di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ada sejumlah objek wisata yang bisa dijadikan destinasi untuk ngabuburit, seperti jembatan apung yang membelah Sungai Citarum. Di sini kamu bisa berwisata dan berfoto-foto dengan latar yang cantik.
Berikut detikjabar rangkum tiga jembatan apung di Bandung Barat yang bisa disinggahi untuk ngabuburit selama bulan Ramadan.
![]() |
1. Jembatan Bucin
Jembatan Cidulang atau Jembatan Bucin yang menghubungkan dua kampung di wilayah selatan Bandung Barat, tepatnya di Kecamatan Cihampelas, KBB, jadi jembatan pertama yang direkomendasi sebagai tempat ngabuburit.
Warga lebih mengenalnya dengan Jembatan Bucin atau singkatan dari dua kampung yaitu Kampung Bunder, Desa Karang Anyar, Kecamatan Cililin dengan Kampung Cimonyet, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Cihampelas.
Untuk menuju jembatan tersebut, pengunjung bisa mengaksesnya dari Kota Bandung menuju Cimahi, lalu mengarah ke Batujajar menuju Cihampelas. Setelah itu mengarah ke Jalan Maroko untuk terus menuju ke ujung jalan yang disambungkan oleh Jembatan Bucin.
Jembatan Bucin membelah aliran Sungai Citarum yang mengalir ke Waduk Saguling. Jembatan tersebut cocok dinikmati saat sore hari sambil menunggu waktu berbuka.
Hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 10 ribu per orang, pengunjung bisa berkeliling di sekitar jembatan dengan menaiki perahu yang disediakan warga sambil berswafoto selama 45 menit.
Namun jika hanya ingin foto-foto di Jembatan Bucin, wisatawan cuma perlu membayar Rp 4 ribu. Sedangkan jika ingin melintas saja hanya membayar Rp 5 ribu per motor.
Baca juga: 3 Tempat Ngabuburit Instagramable di Garut |
2. Jembatan Surapatin
Jembatan lain yang bisa dijadikan sebagai destinasi ngabuburit yakni Jembatan Surapatin di Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar dan Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Bandung Barat.
Jembatan apung Surapatin sendiri dibangun pada tahun 2018, oleh Sertu Heri Supratikno, seorang prajurit TNI aktif yang bertugas di Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav) Padalarang, Bandung Barat. Namun pengelolaannya diserahkan pada sang adik, Abdul Gofur.
![]() |
Sebelum ada jembatan apung Surapatin tersebut warga dua desa itu mengandalkan moda transportasi perahu yang menyeberangkan orang hingga kendaraan roda dua lantaran tak ada fasilitas penyeberangan lain termasuk jembatan apung.
"Sebelum ada jembatan ya warga di sini termasuk saya pakai perahu, karena cuma itu yang ada. Untuk sekali menyeberang itu motor Rp 25 ribu, kalau orang sekitar Rp 10 ribu," kata Abdul.
Warga yang akan melintas di atas jembatan apung tersebut harus mengeluarkan uang Rp 5 ribu bagi pemotor dan Rp 2 ribu bagi pengguna sepeda.
Jika membandingkan dengan harga yang dikeluarkan pada saat menggunakan moda perahu penyeberangan tentu harganya lebih murah.
3. Jembatan Jembalas
Jembatan yang paling baru di Bandung Barat yakni Jembalas atau Jembatan Cihampelas. Sesuai namanya, jembatan tersebut menghubungkan dua kecamatan yaitu Kecamatan Batujajar dan Kecamatan Cihampelas.
Jembatan kayu yang didominasi warna biru tersebut baru diresmikan sekitar enam bulan lalu. Namun kini namanya berganti menjadi Jembatan Alfian.
![]() |
Keindahan jembatan yang membentang sepanjang 520 meter dengan lebar 2,5 meter itu viral di media sosial. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun jembatan tersebut juga cukup fantastis, sekitar Rp 1 miliar.
Membahas soal jembatan tersebut, pengelola Jembatan Jembalas, Cecep Sumanta mengatakan pembangunan jembatan kayu tersebut dilakukan selama 40 hari yang dimulai sejak 10 November hingga 18 Desember 2021 lalu.
Keberadaan jembatan yang membentang di atas aliran Sungai Citarum itu mampu memangkas waktu tempuh warga yang ada di dua kecamatan ketimbang melewati jalan raya yang lebih lama sekitar 30 menit ditambah saat ini sedang mengalami kemacetan parah akibat perbaikan jalan.
Untuk melintasi jembatan ini, pengendara motor cukup membayar Rp 3 ribu sekali jalan, sementara sedangkan pengguna sepeda dan pejalan kaki cukup membayar Rp 2 ribu. Nyatanya nominal yang dibebankan pengelola pada pengguna tak memberatkan. Hal itu terlihat dari ribuan motor yang lalu lalang setiap hari di atas jembatan.
Selain memudahkan akses jalan bagi warga, konsep jembatan ini juga sedikit dibalut dengan sentuhan wisata karena para pengendara bisa berswafoto dengan latar belakang aliran Sungai Citarum yang saat ini sudah jernih.
(yum/tey)