.webp)
Bangunan bernama Babancong menjadi salah satu ikon kota Garut yang belum diketahui banyak orang. Bahkan, Presiden RI Soekarno pernah berpidato di tempat ini lho!
Babancong berada di kompleks Pendopo Kabupaten Garut. Lokasinya berada di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Garut Kota.
Posisinya tepat di tengah-tengah, antara Lapangan Otto Iskandardinata dengan rumah dinas Bupati Garut atau yang biasa disebut Pamengkang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Babancong merupakan sebuah bangunan unik seperti podium. Bangunan ini memiliki bentuk persegi delapan. Tingginya sekitar 7 meter dan luas 15 meter persegi.
Bangunan ini memiliki relung berbentuk lengkung dan pilar berjumlah 8 di setiap penjuru bagian bawah. Di bagian belakang, terdapat dua tangga melingkar untuk menuju podium.
Bangunan ini diketahui didirikan sekitar tahun 1813, saat pembentukan kembali Kabupaten Balubur Limbangan yang ibu kotanya dibangun di wilayah Suci (sekarang Garut Kota).
 Babancong di Garut. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar) |
Sejarawan Garut, Warjita menjelaskan, Babancong merupakan tempat berpidato Bupati di masa lalu. Bahkan, hingga kini Bupati Garut berpidato di sana pada momen-momen tertentu.
"Fungsinya sebagai tempat Bupati atau dalem, atau pejabat pemerintah lain untuk berpidato. Kemudian digunakan juga bagi pejabat untuk menyaksikan keramaian di Alun-alun," kata Warjita.
Babancong tak hanya digunakan oleh para Bupati untuk berpidato. Bahkan, Presiden pertama RI Soekarno juga dikabarkan pernah berpidato di sana.
Warjita mengatakan, momen tersebut terjadi sekitar tahun 1960-an. Saat itu, Soekarno berkunjung secara khusus ke Garut untuk memberikan penghargaan Garut sebagai kota terbersih kala itu.
"Di Babancong itulah Bung Karno berpidato di depan masyarakat Garut serta menyerahkan plakat Garut sebagai kota terbersih kepada Bupati Garut saat itu Raden Gahara Wijaya Suria," katanya.
Terlepas dari sejarahnya, Babancong saat ini merupakan satu dari beragam warisan cagar budaya yang ada di Garut. Saat ini, Babancong jadi salah satu ikon Garut.
"Bisa jadi bangunan ini menjadi memori kolektif bagi masyarakat Garut ketika bangunan heritage yang lain sudah tinggal nama," tutup Warjita.
(ors/bbn)
