Yannahead soal Royalti Musik dan 'Kami Biru' yang Membahana

Bima Bagaskara - detikJabar
Senin, 17 Nov 2025 07:30 WIB
Para pemain Persib Bandung. (Foto: Dok. Ileague)
Bandung -

Isu soal royalti musik belakangan ramai dibicarakan, terutama terkait lagu-lagu yang kerap diputar di ruang publik tanpa izin. Banyak musisi angkat suara mengenai polemik ini, termasuk Yannahead, musisi asal Bandung yang dikenal lewat lagu Kami Biru, lagu yang kini identik dengan Persib Bandung dan sering diputar di stadion seusai pertandingan.

Menurut Yanna, persoalan royalti sebenarnya bukan hal baru di kalangan musisi. Namun masalah transparansi dan tata kelola masih belum selesai hingga sekarang.

"Iya dari tahun-tahun sebelumnya secara intern royalti sudah jadi obrolan kami yang ada di label. Cuma sekarang gak tahu kenapa jadi ramai, ada pembagian royalti gak sehat, badan yang mengelola royalti itu sudah dibahas dari dulu, masalah transparansi juga sudah dibahas gak kelar-kelar," ungkap Yanna beberapa waktu lalu.

Ia menyayangkan, polemik ini justru membuat masyarakat jadi takut untuk memutar musik. Padahal lagu yang dibuat musisi bisa dikenal justru berawal dari diputar di banyak tempat.

"Iya itu yang bikin sedihnya, kalau masalah royaltinya kita sebenarnya gak mau tau karena terlalu kusut. Tapi yang disayangkan orang yang harusnya menikmati musik tanpa memikirkan harus seperti apa akhirnya sekarang mau nyetel musik aja ada ketakutan, takut bayar denda," katanya.

"Itu aja yang bikin sedih sedangkan ada beberapa karya saya yang baru rilis itu biasanya diputar di kafe dan banyak musisi besar karena happening di kafe. Mudah-mudahan orang-orang pintar di pemerintahan bisa menanggulangi itu, aturannya lebih logis," lanjutnya.

Khusus untuk lagu Kami Biru, Yanna mengaku tak menyangka lagu yang awalnya hanya dibuat untuk tim kebanggaan bisa berkembang sampai dinyanyikan puluhan ribu Bobotoh di stadion.

"Kami Biru sebenarnya lagu yang telat juga didaftarkan karena lagu ini dibuat untuk tim kebanggaan. Terus saya juga tidak me-maintenance lagu ini bisa sampai ke lapangan dan dinyanyikan puluhan ribu orang, tapi tiba-tiba nasib lagu itu sampai ke situ," jelasnya.

Meski sering diputar, Yanna menepis anggapan bahwa dirinya menerima royalti besar dari pihak klub. Menurutnya selama ini, dia tak pernah sekalipun menerima sepeser rupiah dari pemutaran lagu Kami Biru baik di dalam maupun luar stadion.

"Kalau ngomongin royalti dari lagu biru, alhamdulillah dengan sering dan hampir tiap pertandingan lagu itu diputar, banyak prasangka yang bilang 'cair nih' dari PT PBB, saya hanya bisa aminkan saja, padahal tidak seperti itu," ungkapnya.

Sikap soal Penggunaan Lagu

Yanna menegaskan, dirinya tidak keberatan jika Kami Biru dipakai untuk mendukung Persib. Namun ada pengecualian jika lagu Kami Biru dipakai untuk kepentingan lain yang komersial.

"Sebenarnya gak apa-apa, dengan sangat senang hati jika lagu Kami Biru bisa bermanfaat dan dipakai. Terkecuali ada sisi bisnisnya. Mungkin harus ada pembahasan," katanya.

Ia menyebut ada beberapa produk yang pernah menggunakan Kami Biru sebagai backsound, namun karena tidak ada tindak lanjut dari publisher, hal itu dibiarkan.

"Sejauh ini ada beberapa produk yang pakai backsound lagu Kami Biru, cuma ya karena lagu ini sudah didaftarkan harusnya bagian publisher yang mengurus. Tapi tidak ada," ucapnya.

Meski begitu, Yanna tetap berharap ada aturan yang jelas dan benar dalam pengelolaan hak cipta musik.

"Kalau saya pribadi gak masalah selama lagu itu bisa berguna untuk Persib, saya pribadi gak masalah. Tapi kalau ada aturan yang sudah disahkan kepada hak dan kewajiban yang harus dilakukan sama beberapa pihak mudah-mudahan itu bisa dilakukan dengan benar," katanya.

Bukan Anthem Resmi

Menariknya, meski Kami Biru selalu diputar seusai pertandingan, Yanna menegaskan tidak pernah ada perjanjian resmi dengan klub bahwa lagu ini menjadi anthem Persib. Menurutnya, anggapan bahwa Kami Biru adalah anthem Persib lebih banyak lahir secara alami dari tribun Bobotoh.

"Enggak sih gak ada obrolan apapun. Terus lagu ini juga kan diganti lagu lain dan gak jadi masalah buat saya," jelasnya.

"Cuma setiap pertandingan diputar mungkin jadi dibilang anthem, tapi secara pribadi memang tidak ada pernyataan ini anthem Persib dan pihak PT PBB juga tidak ada pernyataan anthem Persib adalah Kami Biru," tegas Yanna.

Ia berharap, siapa pun yang menggunakan karya musik, baik di stadion maupun di ruang publik lainnya, minimal tetap menghargai penciptanya.

"Jadi buat kami lagu Kami Biru mengalir begitu aja, tapi ya itu kalau memang ada sisi bisnis dan segala macamnya semoga aturan yang dibikin dan disahkan bisa berjalan. Mudah-mudahan ini bisa didengar oleh pihak yang menggunakan karya musik, kalau ada lagu yang dipakai di stadion yang bikin lagunya siapapun itu minimal ada ngasih tau dan menulis pencipta lagunya," tandasnya.




(bba/orb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork