Cedera horor yang dialami Dedi Kusnandar terjadi setelah peluit babak kedua dibunyikan, tepatnya pada menit ke-46. Semuanya berawal ketika terjadi duel perebutan bola di pertahanan Persib antara Dedi Kusnandar dan penyerang Barito Putera, Beri Santoso.
Sedetik kemudian, Beri Santoso bisa melakukan gerakan tipuan dan langsung menggiring bola ke area pertahanan Maung Bandung. Dedi Kusnandar yang sudah ketinggalan langkah, kemudian mencoba melancarkan tekel untuk bisa mencuri bola.
Bola memang bisa ia kejar. Tapi nahasnya, cedera horor itu kemudian datang. Kaki kanan Dedi Kusnandar yang melakukan tekel, malah salah tumpuan ketika menyapu si kulit bundar. Alhasil, cedera horor menjadi pemandangan mengerikan hingga membuat kaki kanannya patah.
Dedi Kusnandar pun kini sudah dibawa ke Bandung untuk mendapatkan perawatan. Dosen Prodi Ilmu Keolahragaan di Faktulatas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI, Tian Kurniawan, mengatakan bahwa cedera horor yang dialami Dedi tentunya membutuhkan waktu penyembuhan yang panjang.
"Pemulihan patah tulang itu perlu waktu 3-6 bulan. Terus untuk Kang Dado (sapaan Dedi Kusnandar) bisa kembali ke pick performanya itu butuh waktu 6 bulan sampai 1 tahunan," kata Tian saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (19/12/2024).
Tian mengungkapkan, setelah patah tulangnya sembuh total, Dedi Kusnandar harus tetap menjalani masa pemulihan. Di sini kemudian, peran fisioterapis hingga nutrisionis begitu dibutuhkan untuk Dedi Kusnandar supaya mendukung tahapan pemulihannya bisa lebih cepat.
"Kalau treatment-nya bagus, nutrisinya bagus, itu bakal lebih cepat pulih. Terus tulang yang patah itu bisa menjadi lebih kuat sebetulnya dari sebelumnya. Cuma karena butuh waktu, Kang Dado ini perlu imobilisasi atau enggal boleh banyak bergerak," ujarnya.
"Sehingga nanti Kang Dado akan mengulang kembali belajar bermain bola dari dasar lagi, penguatan otot-ototnya juga dari dasar lagi. Tapi untuk performanya kembali lagi mah, tentu masih bisa, tergantung treatment yang dilakukan," imbuhnya.
Selain itu, kata Tian, Dedi Kusnandar disarankan supaya rutin didampingi psikiater. Sebab bisa saja, ketika proses pemulihan itu dilakukan, masih ada sisa trauma yang membuat Dedi Kusnandar kesulitan untuk kembali ke performa terbaiknya.
"Karena kebanyakan itu ada di trauma juga, biasanya trauma menentukan ke performa. Kalau trauma bisa jadi nanti banyak takutnya, enggak seberani biasanya, apalagi posisinya Kang Dado ini kan gelandang bertahan," katanya.
"Pisikiater ini yang akan membantu membangkitkan psikologinya seperti semula, jadi lumayan panjang. Tapi kalau misalkan ditanya bisa enggak kembali lagi ke performanya, saya yakin pasti bisa," tambahnya.
Sebagai seorang bobotoh, Tian pun mendoakan supaya Dedi Kusnandar segera pulih dan bisa kembali merumput ke lapangan. Pria yang juga berkecimpung di dunia sport science ini mengatakan, harus ada dorongan lebih besar dari diri Dedi Kusnandar supaya ingin sembuh dari cedera horornya.
"Jadi untuk Kang Dado, yang pertama harus semangat untuk sembuh. Faktor dari diri ataupun sugesti itu lebih besar. Kalau yang tadi mah kan hitung-hitungan secara medis, tapi kalau sugestinya kuat, ingin cepet sembuhnya besar, itu bisa lebih cepet penyembuhannya. Karena saya juga tentunya pengen lihat Kang Dado bisa cepet sembut dan main lagi di lapangan," pungkasnya.
(ral/orb)