Kericuhan yang menodai kemenangan Persib Bandung melawan Persija Jakarta kini sedang menjadi sorotan. Persib terancam mendapat sanksi dari PSSI setelah insiden dugaan penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum bobotoh kepada steward itu menimbulkan korban.
Pengamat sepakbola, Eko Noer Kristiyanto berpandangan bahwa harus ada solusi agar bobotoh maupun manajemen Persib bisa membuka ruang komunikasi. Sebab menurutnya, kedua kubu ada di pihak yang sama-sama telah melakukan kesalahan.
"Ini menurut saya merupakan titik paling buruk hubungan klub dengan suporter. Solusinya harus ngobrol nih mereka, karena kalau ngotot enggak akan beres," kata pria yang lebih populer dengan nama Eko Maung tersebut saat berbincang dengan detikJabar via telepon, Rabu (25/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko pun membeberkan sejumlah kesalahan dari sisi manajemen Persib maupun kelompok bobotoh. Untuk manajemen Persib dalam hal ini PT Persib Bandung Bermartabat, kata dia, selain wajib membuat divisi relasi dengan suporter, juga sudah keliru dalam menjalankan lini bisnisnya sehingga mengakibatkan polarisasi terhadap bobotoh Persib.
"Konsep seperti membersib, itu enggak sesuai dengan historis Persib. Persib dulu kan lahir dari APBD yah, dari uang-uang masyarakat. Jadi sisi emosionalnya begitu besar dari bobotoh, itu enggak boleh dihalangi. Sekarang, malah membuat semacam ada polarisasi segmentasi. Itu yang harus dibenahi," tuturnya.
Sementara di kubu kelompok suporter, Eko dengan lantang menyebut ada kegagalan dalam proses regenerasi kepemimpinannya. Eko menyatakan, setiap klub pasti memiliki kelompok suporter garis keras macam casual, ultras hingga holigans. Tapi yang terjadi, mereka akan mematuhi garis instruksi langsung dari petingginya.
"Contoh The Jak (Jakmania). Nah bobotoh ini enggak punya figur yang disegani terus respek semua golongan di bawahnya. Beda sama The Jak, kan macam-macam suporternya. Tapi itu satu instruksi dari atasnya, secara gerakan terkontrol. Itu yang membedakan," paparnya.
Menurut Eko, Persib tak bisa lepas dari sanksi PSSI akibat kericuhan kemarin. Hanya saja, sebagai efek jera, dia mendorong supaya sanksi tersebut tak hanya sekedar denda sebagai konsekuensinya.
"Bahkan sangat berpotensi sanksinya itu lebih dari sekedar denda uang. Dan kalau misalkan ada efek jera, harus seperti itu," katanya.
"Karena gini, semua sanksi itu udah pernah loh diterima Persib, termasuk yang level berat. Kayak diusir, main di tempat netral, main tapi tribun ditutup. Yang belum itu cuma dua pengurangan poin dan degradasi, degradasi enggak mungkin yah, paling pengurangan poin."
"Kalau ngasih sanksi kalau sekedar uang, bobotoh malah seneng, bobotoh kan ceritanya dendam ke manajemen, masalah tiket enggak puas, itu kalau dendanya uang ini malah seneng. Kan banyak juga kalau kita perhatiin di medsos, mereka pengen Persib habis uangnya, jadi kontraproduktif kalau sanksinya berupa uang. Pengurangan poin yang akan tersakiti si klubnya, bukan manajemen doang, itu jangka pendeknya," ucapnya menambahkan.
Untuk itu, Eko mendorong ruang komunikasi dibuka antara manajemen Persib dengan bobotoh. Sehingga menurutnya, konflik yang selama ini terjadi bisa diredam demi tujuan yang sama yaitu mendukung Persib Bandung.
(ral/iqk)