Memoar Yana Umar Kala 'Buligir Day' Bareng RK di Jakabaring Palembang

Memoar Yana Umar Kala 'Buligir Day' Bareng RK di Jakabaring Palembang

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 04 Sep 2024 08:00 WIB
Yana Umar Viking Persib
Yana Umar Viking Persib. (Foto: Dony Indra Ramadhan)
Bandung -

Nama Ridwan Kamil (RK) kini sedang menjadi topik yang hangat diperbincangkan di Jakarta. Niatannya maju di Pilkada 2024, sepertinya akan terganjal akibat perang urat saraf dengan The Jakmania, suporter Persija Jakarta.

Sekadar diketahui, RK maju Pilgub Jakarta bersama Suswono. Diusung 15 partai politik yaitu Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, Prima, PKN, dan Garuda, RK-Suswono akan bertarung dengan Pramono Anung-Rano Karno yang diusung PDI Perjuangan, dan bakal calon dari jalur perseorangan, Dharma Pongrekun-Kun Wardana.

Di tengah konstelasi, langkah RK di Pilgub Jakarta ternyata tak semulus proses pencalonannya. Ini terjadi setelah janji mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) itu yang bakal mencintai Persija, malah bertepuk sebelah tangan lantaran mendapat sinyal penolakan dari sejumlah kelompok suporternya, Jakmania.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasannya, RK sudah dicap identitik dengan bobotoh, sebutan suporter Persib Bandung. Sementara diketahui, perjalanan Persib dan Persija selama ini di Liga Indonesia selalu diwarnai dengan intrik lantaran keduanya berstatus sebagai musuh bebuyutan.

Tak ayal, langkah RK menuju kursi Jakarta 1 kini mendapat penolakan, terutama dari kalangan Jakmania. Rekam jejak alumnus Master of Urban Design University Of California itu bersama Persib selama ini memang tak perlu diragukan lagi.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan catatan detikJabar, semenjak dilantik menjadi Wali Kota Bandung pada 2013-2018, RK sering menonton langsung Persib ke stadion. Ada satu kejadian di mana pria yang lebih akrab disapa Kang Emil itu pernah menyewa pesawat Hercules agar bisa membawa bobotoh ke Stadion Jakabaring, Palembang pada 2014.

Saat itu, Persib memang bertarung di sana pada fase akhir ISL 2014. Bahkan, tak hanya ikut berbaur dengan bobotoh, RK juga turun langsung hingga melakukan aksi 'Buligir Day' atau tidak memakai baju saat mendukung Persib.

Momen ini terjadi karena saat itu Persib disanksi agar pertandingannya tak boleh dihadiri suporter. Untuk mengakali sanksi tersebut, bobotoh kemudian melakukan aksi ini demi bisa mendukung Persib meski tanpa atribut kebanggaan.

Nah, soal aksi 'Buligir Day', momen itu pun masih terngiang dalam benak pentolan bobotoh, Yana Umar. Pria yang saat ini dipercaya kembali untuk menjadi dirigen Viking, sebutan untuk kelompok bobotoh Persib, menjadi salah seorang yang menyaksikan RK ikut bertelanjang dada dan membuka bajunya demi mendukung Persib Bandung.

"Jadi waktu itu kan Persib lagi disanksi, bobotoh tidak boleh pakai atribut Persib apapun pas di stadion. Makanya ada tageline 'Buligir Day' supaya kita masih tetap bisa mendukung Persib," kata Yana Umar memulai perbincangannya dengan detikJabar, Selasa (3/9/2024).

Momen fenomenal ini terjadi pada 4 November 2014 saat Persib berhadapan dengan Arema FC di laga semifinal ISL 2014. Saat itu, Maung Bandung pun sukses mengandaskan perlawanan Singo Edan dengan skor telak 3-1, hingga berhak maju ke babak final.

Tahun 2014 pun menjadi tahun yang membanggakan bagi Persib. Di babak final, Maung Bandung sukses menyudahi perlawanan Persipura Jayapura dengan babak adu penalti 5-3 (2-2), dan akhirnya keluar sebagai kampiun ISL 2014.

"Sebelum ke tribun, kita ketemu dulu di halaman stadion. Terus Kang Emil nyamperin anak-anak, tadinya ngasih semangat dan nitip pesan ke kita jangan berbuat macem-macem, jangan bikin ulah. Setelah itu sama anak-anak disuruh buka baju biar sama-sama buligir, Kang Emilnya ternyata mau dan akhirnya ngedukung Persib bareng-bareng di tribun," kenang Yana Umar.

Di tribun, RK rupanya tak hanya sekadar duduk manis menyaksikan pertandingan Persib melawan Arema. RK kata Yana Umar, juga ikut menyanyikan chant demi bisa mendukung klub kebanggaan.

Momen Yana Umar dan RK saat aksi 'Buligir Day' pun terbingkai dalam potret yang saat itu tersebar di media sosial X (Twitter). Selain bertelanjang dada, RK juga terlihat memegang toa (pengeras suara), sementara Yana Umar berada di sebelahnya.

Yana Umar pun menceritakan momen itu dipotret saat RK dengan sejumlah bobotoh berada di area luar Gelora Jakabaring Palembang. Saat itu, RK yang memberikan wejangan, diberi toa agar suaranya lebih didengar para bobotoh yang datang jauh-jauh ke Palembang.

"Jadi Kang Emil waktu itu mau bicara ke bobotoh, suaranya enggak kedengaran, akhirnya dikasih toa. Itu lokasinya masih di luar stadion," tutur Yana Umar.

Momen fenomenal ini jelas akan selalu diingat Yana Umar. Apalagi, di musim tersebut, Persib berhasil memboyong gelar juara ISL 2014 yang sudah dinanti-nantikan bobotoh sejak lama.

"Jadi gini, kalau di Bandung sendiri itu menurut saya, siapapun dia, mau pejabat mau masyarakat biasa, saat Persib semifinal aja misalnya, pasti banyak yang nyimak perjalanan Persib. Nah ini kebetulan Kang Emil pas jadi wali kota, Persib-nya juara. Jadi mungkin dia bangga juga pas jadi wali kota, Persib-nya juara," ucap Yana Umar soal aksi 'Buligir Day' RK di Palembang.

Nah, bicara masa sekarang, Yana Umar sebetulnya tak mempermasalahkan jika langkah RK maju di Jakarta mendapatkan sinyal penolakan dari Jakmania. Namun, sesama pencinta sepak bola, Yana ikut menaruh harapan friksi tersebut tak sampai melebar ke mana-mana.

Sebab menurutnya, sepak bola tak boleh dicampuradukkan dengan kepentingan politik. Sepak bola kata dia kedudukannya harus tetap menjadi hubungan warga yang paling utama. Yana Umar pun berpandangan persoalan RK yang ingin maju di Jakarta, tinggal diuji sejauh mana komitmennya dan kinerjanya ketika nanti terpilih di ibu kota.

"Menurut saya mah hal yang wajar ada penolakan dari The Jak lah begitu yah. Tapi jangan ngelihat ke sananya (soal campur aduk politik dan sepak bola). Kalau Kang Emil mau maju pilkada, enggak masalah. Tinggal buktikan degan kinerjanya. Karena menurut saya di sini juga kinerjanya kan terlihat yah, lumayan sukses membangun kotanya," ungkapnya.

"Tapi itu terserah, kalau The Jak enggak mau mendukung. Yang penting mah jangan sampai melebar ke mana-mana. Jangan sampai lagi timbul permasalahan. Karena seharusnya, sepak bola jangan dibawa-bawa ke politik intinya," pungkasnya.

(ral/sud)


Hide Ads