Indonesia Kekurangan Bomber Haus Gol, Bojan Hodak Ungkap Penyebabnya

Indonesia Kekurangan Bomber Haus Gol, Bojan Hodak Ungkap Penyebabnya

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 03 Feb 2024 06:01 WIB
Bojan Hodak.
Bojan Hodak (Foto: Persib Bandung).
Bandung -

Timnas Indonesia memiliki masalah serius usai tersingkir dari Piala Asia 2023. Skuad Garuda disebut kekurangan sosok penyerang haus gol. Hal tersebut diungkapkan langsung Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Tidak salah memang Erick Thohir menyebut Indonesia kekurangan goal getter. Di Piala Asia 2023, tidak satupun penyerang timnas yang mampu menciptakan gol. Dari tiga gol yang dicetak Indonesia di empat pertandingan Piala Asia, semuanya diciptakan bukan oleh penyerang.

"Berkaca dari Piala Asia kemarin, kita kekurangan goal getter. Lihat bagaimana Australia kemarin. Jarang menyerang, tapi selalu efektif mencetak gol. Harus seperti itu. Tugas STY untuk segera benahi sektor itu agar target tercapai," tutur Erick Thohir dalam pernyataannya, di Bali, Selasa (30/1) dikutip dari detikSport.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelatih Persib Bojan Hodak turut mengomentari permasalahan Timnas Indonesia terkait kurangnya penyerang haus gol. Menurut Bojan, kekurangan goal getter yang dialami Indonesia saat ini disebabkan karena masalah pembinaan pemain muda.

Namun Bojan menganggap, masalah ini tidak hanya dihadapi oleh Indonesia, namun juga oleh beberapa negara di Asia.

ADVERTISEMENT

"Saya rasa itu tugas dari pengembangan pemain muda. Menurut saya ini adalah masalah di seluruh Asia terkait pengembangan pemain muda karena tidak punya liga kelompok usia yang kuat," ucap Bojan, Jumat (2/2/2024).

Bojan kemudian mencontohkan dua pemain kembar yang bermain di liga domestik dengan kompetisi di benua Eropa. Menurutnya meski dilatih oleh pelatih ternama di liga domestik, namun pemain yang tampil di Eropa akan jauh lebih berkembang.

"Jika misalnya ada dua saudara kembar, sebut saja mereka kembar identik, satu berlatih di Eropa dan memainkan laga kompetitif setiap pekan dan satu lainnya berlatih di Asia tanpa liga yang kompetitif dan pengembangan usia muda yang bagus," ujarnya.

"Meski mungkin memiliki pelatih yang lebih bagus, tapi siapa yang akan menjadi pemain lebih bagus? Ketika bermain di liga yang kompetitif maka pemain akan lebih berkembang. Ketika bermain melawan tim yang lebih bagus atau pemain yang lebih bagus, itu adalah cara untuk terus berkembang," lanjut Bojan.

Karena itulah, Bojan menganggap masalah kurangnya penyerang yang dialami Indonesia saat ini disebabkan karena belum berjalannya kompetisi usia muda yang menghambat perkembangan pemain itu sendiri.

"Jadi ini masalah bagi sebagian besar negara di Asia, bukan hanya di Asia Tenggara. Jadi itu kenapa striker sulit berkembang, karena baru mulai bertanding (di level kompetitif) sangat terlambat," ucapnya.

Meski begitu, Bojan menyebut Indonesia memiliki sejumlah penyerang yang menurutnya berpotensi. Salah satu nama yang disebut Bojan adalah penyerang Persis Solo, Ramadhan Sananta.

Sayangnya, selama Piala Asia 2023, Ramadhan Sananta tidak sekalipun dipercaya oleh Shin Tae-yong untuk bermain. Padahal di Liga 1, Sananta termasuk salah satu penyerang lokal yang cukup produktif dengan torehan 7 gol dari 18 pertandingan.

"Tapi tidak bisa juga disebutkan bahwa tidak ada striker lokal bagus. Ada Sananta yang menurut saya bagus, top, dia masih muda dan masih bisa terus berkembang banyak," katanya.

"Kami juga mempunyai beberapa pemain seperti Ryan (Kurnia) di posisi tersebut, Ferdi juga terus berkembang. Jadi selalu Indonesia punya striker muda yang bagus. Masalahnya adalah di seantero Asia, strikernya adalah pemain asing," tutup Bojan.

(bba/mso)


Hide Ads