Putaran kedua Liga 1 2023/2024 jadi momentum bagi Viking Persib Club untuk naik kelas. Setelah memutuskan kembali ke tribun stadion usai melakukan aksi menepi, Viking kini mulai mengepakkan sayapnya bukan hanya sebagai komunitas suporter biasa.
Di bawah komando Tobias Ginanjar, Viking mulai menggandeng sejumlah mitra dan program kerja yang tujuannya tentu memajukan industri sepakbola dari kalangan suporter.
Ketua Umum Viking Persib Club Tobias Ginanjar mengatakan, apa yang dilakukan saat ini merupakan bentuk perwujudan program dan Manifesto Vini, Vidi, Viking.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program yang diluncurkan adalah program pemutihan anggota lama Viking Persib Club dan pendaftaran anggota baru. Program ini sekaligus menjadi program co-branding dengan BRI, dalam bentuk Brizzi dan kartu ATM," tutur Tobias dalam keterangannya, Minggu (19/11/2023).
"BRI dan Viking Persib Club meluncurkan Kartu Tanda Anggota Elektronik (e-KTA) untuk musim kompetisi Liga Indonesia 23/24 - 24/25," imbuhnya.
Tobias menuturkan, kerjasama ini merupakan modernisasi dari sisi suporter sepakbola. Nantinya, e-KTA itu bukan hanya berfungsi sebagai alat pembayaran non tunai, namun juga akan terintegrasi dengan situs resmi Viking.
"Setiap anggota yang mendaftar menjadi bagian Viking Persib Club akan mendapatkan nomor keanggotaan unik, setiap individu memiliki nomor yang berbeda. Nomor unik tersebut akan menjadi akun tiap anggota untuk mengakses berbagai fitur yang ada di website Viking Persib Club," jelasnya.
Viking juga menggandeng seniman asal Kota Bandung, Irvie Jasta dalam desain pembuatan kartu tanda anggota. Bukan cuma itu, anggota Viking juga bakal diberi jaminan asuransi untuk memproteksi anggota Viking dari segala tindakan preventif dan kuratif pada setiap membernya.
Sebagai salah satu kelompok suporter terbesar di tanah air, Viking juga melirik sektor UMKM. Tobias menambahkan, suporter harus terlibat dalam ekosistem bisnis dalam dunia sepakbola.
"Suporter harus terlibat dalam ekosistem bisnis sepakbola, jangan hanya jadi konsumen tapi masuk dalam rantai bisnisnya, jika supporter mandiri secara bisnis dan finansial maka nilai jual supporter pun akan naik dan pada akhirnya akan terwujud supporter naik kelas," ujarnya.
(bba/yum)