Oki Dwi Putra sang Hakim Lapangan yang Kini Ada di Balik Layar

Oki Dwi Putra sang Hakim Lapangan yang Kini Ada di Balik Layar

Whisnu Pradana - detikJabar
Minggu, 29 Okt 2023 12:00 WIB
Oki Dwi Putra.
Oki Dwi Putra. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Nama Oki Dwi Putra Sanjaya tentu tak asing di telinga penikmat sepakbola Tanah Air. Sosoknya rutin menghiasi layar kaca dengan perannya sebagai pengadil lapangan hijau.

Pria kelahiran 23 Oktober 1983 itu merupakan satu dari sekian banyak nama wasit berprestasi di Indonesia. Tak main-main, Oki merupakan wasit sepakbola yang mengantongi lisensi FIFA.

Di usianya yang sudah menginjak 40 tahun, Oki tak lagi aktif sebagai pengadil pertandingan Liga 1 Indonesia. Ia memutuskan gantung peluit setelah berkarier dalam waktu yang cukup lama, 23 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oki kini tengah gandrung bertemu dengan rekan-rekan sejawatnya. Ia kerap datang dari satu pertandingan ke pertandingan sepakbola yang diadakan masyarakat dan teman-temannya.

Oki mengakhiri kiprahnya sebagai wasit berkaitan dengan tidak terpilihnya ia untuk memimpin laga di Liga 1 Indonesia musim kompetisi 2023/2024 dalam seleksi yang diadakan Komite Wasit PSSI sebelum kompetisi resmi bergulir.

ADVERTISEMENT

"Jadi tahun ini saya memutuskan pensiun. Memang karena saya juga tidak terpilih untuk Liga 1 tahun ini. Saya gagal di tes lari, harusnya 100 persen, itu berapa lah, nah saya hanya bisa sepertiganya saja," kata Oki saat berbincang dengan detikJabar, Sabtu (28/10/2023).

Di sisi lain, Oki yang juga sempat menimba ilmu sepakbola di SSB UNI Bandung itu menganggap dirinya sudah jenuh. Berkiprah sejak usia terlampau muda, Oki menikmati puncak performa dan kariernya sebagai wasit di umur 25 tahun.

"Memang dari segi jenuh, sudah di titik jenuh. Saya berkarir 23 tahun dari umur 17 tahun. Puncak karier saya itu sekitar tahun 2008, mungkin usia sekitar 24 atau 25 tahunan. Pertimbangannya (untuk pensiun) juga panjang dan matang, dalam artian awalnya saya menghargai PSSI yang memanggil saya, saya coba tes tapi ternyata tidak terpilih. Ya sudah takdir artinya," tutur Oki.

Hasrat melahirkan wasit muda berkualitas. Simak di halaman selanjutnya.

Pensiunnya Oki sebagai wasit, tak serta-merta membuatnya meninggalkan lapangan hijau sepenuhnya. Oki kini memilih berperan dari balik layar demi mencari bibit lalu mencetak wasit-wasit muda berkualitas.

"Sekarang mungkin saya masuk di struktur dari 2014 dan kebetulan sudah ada lisensi mengajar wasit. Jadi saya mencari lalu melatih wasit baru atau yang baru dapat lisensi. Berbagi pengalaman dan ilmu soal dunia wasit," kata Oki.

Mundur sedikit pada momen pertama kali Oki akhirnya memilih berkarier sebagai wasit, tak lepas dari kiprahnya sebagai pemain sejak usia dini. Namun ia tersadarkan oleh pelatih dan seniornya, yang meminta mengiming-imingi Oki dengan kehidupan yang nyaman sebagai pengadil lapangan hijau.

"Jadi dulu saya juga main sepakbola dulu di SSB, cuma mungkin karena kemampuannya rada ripuh (repot) kata pelatih, akhirnya ditawari jadi wasit. Di situ saya dikasih tahunya yang enak-enak, nggak dikasih tahu kalau jadi wasit juga ada tidak enaknya," cerita Oki.

Oki Dwi Putra.Oki Dwi Putra. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)

Takdir Oki akhirnya mengantarkannya menjadi salah satu wasit terbaik di Tanah Air. Oki memulai perjalanan kariernya dengan memimpin pertandingan di kasta terendah sepakbola Indonesia kala itu.

"Jadi awalnya saya juga dari pertandingan amatir. Terus naik ke divisi 2, waktu itu kan belum liga 1 atau liga 2 seperti sekarang. Dari situ naik lagi ke divisi 1, baru ke ISL. Tapi di umur 22 tahun juga saya sudah punya lisensi nasional," kata Oki.

Oki bersyukur hasratnya melahirkan wasit-wasit muda bertalenta dari tanah sunda khususnya, berjalan dengan lancar. Ada banyak nama baru yang punya prospek bagus sebagai wasit berkualitas.

"Alhamdulillahnya tongkat estafet wasit dari zaman senior, terus lanjut ke saya, dan setelah saya ada terus. Ada nama Thoriq (Alkatiri), Yudi (Nurcahya), Naufal (Adya Fairuski), Nendi (Rohaendi), Ryan Nanda (Saputra), Ginanjar (Rahman Latief)," kata Oki.

"Ada beberapa progresnya bagus persiapan AFC Youth Level, itu Ryan Nanda sama Naufal. Jadi tidak terpilihnya saya buat Liga 1, terobati dalam arti estafet wasit Jabar nggak habis, terus berlanjut. Dari zaman senior saya seperti Jajar Sudrajat, terus Aeng Suarlan, lanjut ke saya, terus ada lagi sekarang. Mudah-mudahan bisa mewakili semangat Sumpah Pemuda," kata Oki menambahkan.

Halaman 2 dari 2
(orb/orb)


Hide Ads