Hubungan bobotoh dan manajemen Persib Bandung sedang tak baik-baik saja. Bobotoh memprotes beberapa kebijakan manajemen yang dianggap menyulitkan bobotoh, utamanya soal sistem penjualan tiket.
Salah satu komunitas bobotoh yang vokal memprotes kebijakan manajemen itu adalah Viking Persib Club. Viking dan komunitas bobotoh lainnya memilih melakukan aksi 'Menepi Sejenak' dari stadion. Aksi protes itu dilakukan saat Persib menjamu Dewa United pada pekan ketiga Liga 1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jumat pekan lalu.
Viking dan komunitas lain memilih tak hadir ke stadion. Mereka memilih nonton bareng (nobar) di beberapa titik. Sejak aksi itu hingga saat ini manajemen belum bereaksi. Viking pun menunggu respons dari manajemen terkait protes atas sejumlah kebijakan yang dianggap kurang berpihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya selama ini kita masih menunggu. Karena setelah aksi memang belum ada komunikasi lebih lanjut. Kita masih menunggu sampai beberapa waktu ke depan," ucap Ketua Umum Viking Persib Club Tobias Ginanjar kepada detikJabar, Jumat (21/7/2023).
"Kalau memang masih belum ada komunikasi (dengan manajemen), dan belum ada perubahan. Tentunya kita akan lakukan rapat distrik lagi. Bersama distrik dan para anggota lainnya untuk menentukan sikap," kata Tobias menambahkan.
Tobias mengaku hingga saat ini Viking masih memboikot untuk menonton langsung ke stadion. Isu yang dikawal pun masih sama dengan sebelumnya, yakni persoalan tentang harga tiket yang naik tanpa dibarengi peningkatan fasilitas, kemudian perlindungan asuransi bagi bobotoh yang membeli tiket, dan soal kuota tiket komunitas.
"Kita minta di setiap tiket itu ada premi asuransi kecelakaan. Jadi naiknya ada manfaatnya juga buat kita," ucap Tobias.
"Lalu soal skema pembelian tiket. Sekarang menurut kita rumit. Untuk komunitas sangat merugikan, karena tidak bisa kolektif. Pengambilan pun sama," tutur Tobias menambahkan.
Sekadar diketahui, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Umuh Muchtar sempat melontarkan pernyataan agar ada pertemuan antara bobotoh dan manajemen. Umuh menilai persoalan ini bisa diatasi dengan jalan dialog.
Namun, Tobias mengaku hingga kini belum ada komunikasi dengan manajemen. Kendati demikian, ia memastikan Viking tetap membuka pintu agar ada jalan diskusi untuk mencari solusi.
"Belum ada. Kita tunggu. Karena pada dasarnya dari Viking, kita tidak menutup pintu. Kita sangat terbuka kalau memang mau ada komunikasi dan dialog. Mudah-mudahan diskusi terbuka. Jadi, tidak ditutup-tutupi, tidak diam-diam," ucap Tobias.
Sebelumnya, Komisaris PT PBB Umuh Muchtar mengaku tengah merencanakan agar ada pertemuan antara manajemen dan bobotoh. Umuh menginginkan hubungan yang tak hangat antara bobotoh dan manajemen jangan terlalu berkepanjangan. Ia berharap konflik antara bobotoh dan manajemen bisa segera selesai.
"Mudah-mudahan ada penyelesaian. Ya harus uduk bersama. Apakah keinginan bobotoh dan PT (manajemen)," kata Umuh kepada awak media di Bandung, Rabu (19/7/2023).
(sud/orb)