Persib Bandung pernah terpuruk. Maung Bandung nyaris terdegradasi di kompetisi Liga 1 musim 2013. Kala itu Persib ditukangi pelatih asing asal Polandia bernama Marek Andrzej Sledzianowski.
Marek adalah pelatih asing pertama yang menukangi Pangeran Biru. Sayangnya, sentuhan Marek tak membuat Persib berjaya. Ia malah menyeret Persib ke zona degradasi.
Setelah mendapatkan kontrak untuk melatih Persib, Marek kemudian mengontrak beberapa pemain asing yang senagara dengannya. Marek membawa kuartet dari Polandia, yakni Mariusz Mucharski (kiper), Pawel Bocian (bek), Piotr Orlinski (gelandang) dan Maciej Dolega (penyerang).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gerbong Polandi itu tak mampu membantu Persib berada di jalur juara. Bahkan, Persib harus susah payah untuk keluar dari zona degradasi.
Menurut arsip Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation (RSSSF), Persib menempati posisi 16 pada Liga 1 musim 2003. Marek membuat Persib hancur lebur di kompetisi teratas Indonesia. Selama ditukangi Marek, dari pekan pertama hingga ke-12, Persib tak pernah menang. Hanya memetik empat poin.
Pada musim itu, Persib hanya memetik 12 kemenangan dari 38 laga. Kalah dalam 17 laga, dan sembilan laga seri. Hanya memetik 45 poin.
Persib berada satu tingkat di bawah dari Perseden Denpasar yang meraih 48 poin. Persib dan Perseden masuk dalam zona degradasi. Namun, regulasi anyar muncul. Posisi 15 dan 16 harus melakoni laga babak play off melawan tim dari Liga 2, yakni Persela Lamongan dan PSIM Yogyakarta.
Sementara itu, posisi 17 hingga 20, yakni Arema Malang, Petrokimia Putra Gresik, PSDS Lubuk Pakam, dan Barito Putra langsung terdegradasi dari Liga 1 atau Divisi Utama.
Manajemen Persib meradang dengan hasil buruk saat Marek menjadi pelatih. Akhirnya, Marek dan gerbong Polandia didepak dari Persib.
Sang Penyelamat
Persib akhirnya menunjuk Juan Paez, pelatih asal Chile. Juan Peaz kala itu memiliki misi untuk menyelamatkan Persib keluar dari zona degradasi. Paez dikontrak Persib pada putaran kedua musim 2003.
Setelah Persib mendepak gerbong Polandia, Paez membawa gerbong dari Chile. Kuartet Chile itu di antaranya Claudio Lizama (bek) Alejandro Tobar (gelandang), Rodrigo Lemunao (penyerang) dan Rodrigo Sanhueza (penyerang).
Peaz memang hanya bisa membawa Persib bertengger di posisi 16. Saat itu, ia harus melanjutkan perjuangannya di babak play off.
Pada babak play off, Persib bertarung dengan tiga tim lainnya, yakni PSIM, Perseden, dan Persela. Pekan pertama Persib bertarung melawan Persela. Rodrigo membantu Persib mengamankan tiga poin dari Persela. Persib menang 1-0 atas Persela.
Lagi, Rodrigo menunjukkan taringnya pada pekan kedua babak play off lawan PSIM. Ia mencetak gol tunggal. Persib menang 1-0 atas PSIM.
Pada pekan terakhir, Persib hanya meraih seri saat melawan Perseden, yakni 4-4. Tobar mencetak hattrick dalam laga itu. Satu gol lainnya disumbang oleh Dicky Firasat.
Selama babak play off, Persib mengemas 7 poin dari tiga laga. Berada di posisi puncak. Dan, berhasil selamat dari degradasi. Selain Persib, Persela berhasil promosi ke kasta teratas. Persela mengemas empat poin dari tiga laga. Sementara itu, Perseden dan PSIM harus bermain di Divisi Satu.
Karena berhasil menyelamatkan Persib dari degradasi, Paez pun mendapatkan perpanjangan kontrak semusim. Ia menukangi Persib pada 2004. Pada musim ini, hubungan Paez dan Persib tak hangat. Peaz kala itu merasa tak disenangi di klub.
Ia menyatakan mundur dari klub pada akhir musim 2004. Pada musim 2004, Paez membawa Persib berada di posisi enam. Dari 34 laga, Persib memetik 49 poin.
(sud/mso)