Pemerintah Brasil Meradang gegara Vinicius Jadi Korban Rasisme

Soccer Update

Pemerintah Brasil Meradang gegara Vinicius Jadi Korban Rasisme

Tim detikSport - detikJabar
Rabu, 24 Mei 2023 15:01 WIB
VALENCIA, SPAIN - MAY 21: Referee Ricardo de Burgos Bengoetxea speaks with Vinicius Junior of Real Madrid during the LaLiga Santander match between Valencia CF and Real Madrid CF at Estadio Mestalla on May 21, 2023 in Valencia, Spain. (Photo by Aitor Alcalde/Getty Images)
Vinicius (Foto: Aitor Alcalde/Getty Images).
Jakarta -

Pemerintah Brasil meradang gegara Vinicius Junior menjadi korban rasisme di Spanyol. Brasil bakal mengambil langkah hukum soal kasus itu.

Mengutip dari detikSport, Vinicius mendapatkan serangan melalui cacian bernuansa rasial saat Real Madrid bertandang ke markas Valencia, Minggu (21/5/2023). Fans tuan rumah mencemooh winger asal Brasil itu dengan sebutan 'monyet'.

Vinicius sebelumnya juga pernah mendapatkan serangan rasial serupa. Ia pun menuding Liga Spanyol saat ini sudah dikuasai orang-orang rasis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

EL Real langsung turun menangani kasus rasisme tersebut. Los Blancos mengajukan laporan ke Kejaksaan Spanyol dengan menyebut aksi itu sebagai ujaran kebencian.

Kekecewaan juga disampaikan pemerintah Brasil. Menteri Kehakiman Brasil, Flavio Dino, sedang mempertimbangkan untuk mengadopsi prinsip ekstrateritorialitas atas serangan rasis kepada Vinicius di Spanyol.

ADVERTISEMENT

Prinsip ekstrateritorialitas memungkinkan untuk menerapkan hukum Brasil dalam kasus kejahatan terhadap warga Brasil di luar negeri. Aturan tersebut sudah tercantum dalam undang-undang hukum Brasil.

"Prinsip ekstrateritorialitas ada dalam KUHP, berasal dari permintaan Menteri Kehakiman. Pemulihan ekstrem dalam kasus kejahatan terhadap warga Brasil, yang dapat berguna jika otoritas berwenang yang awalnya tidak bertindak," kata Dino, dilansir dari Marca.

"Ini dapat berfungsi sebagai tanggapan untuk serangan yang tidak adil terhadap warga negara (Brasil). Masalah ekstrateritorialitas masih dalam analisis dan bergantung pada serangkaian faktor," katanya menambahkan.

"Saya hanya mengingatkan Anda bahwa itu ada dalam KUHP, karena ada yang mempertanyakan penyebutan yang saya buat sebagai tindakan ekstrim. Saya kira berguna bagi semua orang untuk mengetahui tentang keberadaan perlindungan hak-hak orang Brasil ini. Omong-omong, prinsipnya juga ada di Spanyol dan negara lain," katanya.

Artikel ini sudah tayang di detikSport, baca selengkapnya di sini.

(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads