Menghimpun Kisah Kala Persib Kampiun Melalui Sampurasun

Menghimpun Kisah Kala Persib Kampiun Melalui Sampurasun

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 06 Apr 2023 20:51 WIB
Program Sampurasun Persib Bandung.
Program Sampurasun Persib Bandung (Foto: Istimewa).
Bandung -

Bandung selalu syahdu kala diguyur gerimis. Kala gerimis reda, jalanan yang basah, dan udara sejuk jadi momen pas untuk berjalan-jalan sembari bercerita. Ya, cerita tentang kisah manis pada masa lalu.

Begitulah cara Persib menikmati Bandung yang basah pada akhir pekan lalu, 1 April 2023. Cerita bermula dari laju bus berwarna biru dengan kapasitas 7.684 cc jalanan kota. Bus berdimensi 11,8 meter, dan lebar 2,45 meter itu membawa rombongan bobotoh dan dua legenda Persib, yakni Adeng Hudaya dan Yudi Guntara.

Bus itu membawa misi keharmonisan. Kala itu, Persib bersama Socios menggelar Sampurasun, salah satu program kece yang menguatkan hubungan hangat antara Persib dan bobotoh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program Sampurasun adalah bukti kerendahan hati Persib. Secara harfiah, menurut Kamus Basa Sunda RA Danadibrata, sampurasun merupakan singkatan dari kata sampura dan sapun yang berasal dari bahasa Sunda Kuna. Keduanya memiliki arti mohon maaf dan mohon ampun.

Balik lagi ke cerita bus Persib yang memboyong bobotoh dan dua legenda dengan tema Bandung City Tour. Persib mengapresiasi bobotoh yang telah memiliki fan token di aplikasi Socios dengan mengajaknya berkunjung ke tempat sejarah, di Mes Persib di Jalan Bali, Monumen Sepak bola, Pendopo Kota Bandung, Lapangan Tegallega, Sekretariat Persib Jalan Gurame, Stadion Persib hingga Stadion Siliwangi. Dua legenda itu menceritakan kisah yang terselip dalam setiap sudut bangunan bersejarah itu.

ADVERTISEMENT

Perjuangan Era Perserikatan

Kepingan-kepingan kisah manis perjuangan Pangeran Biru saat menjuarai kompetisi era Perserikatan mengumpul di kepala Adeng dan Yudi Guntara. Stadion Siliwangi menjadi saksi kala Persib menjadi kampiun Perserikatan 1961, 1986, 1989/1990, 1993/1994, dan Liga Indonesia I 1994/1995.

"Terima kasih kepada PERSIB dan Socios, saya bisa bersilaturahmi dengan bobotoh dan bepergian ke situs-situs bersejarah. Hingga sekarang, setiap tim yang bertanding di sini (Stadion Siliwangi) untuk melawan Persib, akan main sangat bagus," tutur Adeng mengutip dari situs resmi Persib.

Adeng salah seorang legenda Persib yang berhasil merasakan gelar juara Perserikatan pada tahun 1986 dan 1989/1990. Mengutip dari arsip Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation (RSSSF), Persib memulai kompetisi tahun 1986 dengan baik apik. Maung Bandung mampu menduduki klasemen teratas dengan 17 poin dari 10 laga yang dilakoni pada babak grup Wilayah Barat.

Era ini, perhitungan poinnya masih menginduk pada aturan lama. Dua poin untuk kemenangan, dan satu poin hasil seri. Persib kala itu berhasil menang 7 pertandingan, dan tiga kali seri. total 17 poin.

Kemudian, pada babak enam besar. Persib mampu bertengger di posisi dua dan berhasil melaju ke tiket final. Pada babak enam besar ini, dari lima laga yang dilakoni, Persib meraih dua kemenangan, dua seri dan satu kekalahan. Totalnya enam poin.

Pada babak final, Pangeran Biru melawan Perseman Manokwari. Laga digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada 11 Maret 1986. Gol tunggal Djajang Nurdjaman membawa Persib juara kompetisi.

Sementara itu, partai final pada era Perserikatan 1989/1990, Persib bertemu dengan Persebaya. Persib menang 2-0. Pemain belakang Persebaya, Subangkit melakukan gol bunuh diri pada menit 7. Kemudian, Persib menggandakan keunggulan melalui gol Dede Rosadi pada menit 59.

Cerita Kala Berlaga di Asia

Senada disampaikan Yudi Guntara. Stadion Siliwangi menjadi saksi ketangguhan Persib dalam menjamu tim tamu era Perserikatan 1993/1994. Yudi kala itu merupakan pemain andalan Persib.

"Di era saya, Kompetisi Perserikatan terakhir, yang sangat berkesan adalah kala PERSIB tidak pernah kalah saat main di kandang (Stadion Siliwangi), hanya pernah imbang lawan PSDS. Lalu, di sini juga kami bermain hingga perempat final Piala Champions Asia 1995," ucap Yudi.

Yudi salah seorang mantan pemain yang pernah membawa Persib juara 1993/1994 dan 1994/1995. Selain itu, Persib pernah tampil apik di level Asia. Namun, gugur pada babak perempat final.

Mengutip dari RSSSF, Persib mewakili Indonesia berlaga di level Asia yakni Champions' Cup 1995/1996. Maung Bandung masuk zona Asia Timur. Di putaran awal, Persib bertemu dengan Bangkok Bank.

Maung Bandung tampil apik. Pada pertemuan pertama, Maung Bandung berhasil menang di kandang dengan skor 2-0. Kemudian, kalah pada pertemuan pertama dengan skor 0-1. Persib unggul agregat gol dari Bangkok Bank, dan berhak melaju ke putaran kedua.

Pada putaran kedua, Persib bertemu dengan Pasay City, tim asal Filipina. Pangeran Biru berhasil menyelesaikan putaran kedua dengan begitu mudah. Persib menang 3-1 saat bermain di Stadion Siliwangi, dan menang 2-1 saat melakoni laga tandang. Persib pun melaju ke babak perempat final.

Pada babak perempat final, kompetisi Champions' Cup menggunakan sistem grup. Persib satu grup dengan Ilhwa Chunma, Thai Farmers Bank dan Verdy Kawasaki. Sayangnya, pada babak ini Maung Bandung tak mampu menunjukkan taringnya.

Persib tak pernah menang dalam tiga laga. Maung Bandung kalah dari Ilhwa Chunma dengan skor 2-5, kalah dari Thai Farmers Bank dengan skor 2-1, dan kalah dari Verdy Kawasaki dengan skor 3-2. Persib gagal melaju ke semifinal.

Salah seorang bobotoh, Dede Setiawan yang ikut dalam Bandung Tour City itu mengaku senang. Bahkan, pengalamannya bersama dua legenda Persib saat menjelajah tempat bersejarah, termasuk di Stadion Siliwangi bakal selalu dikenang. Bobotoh mendapatkan kisah dari para pelaku sejarah.

"Terima kasih kepada Persib dan Socios karena dari acara ini, saya bisa bertemu legenda-legenda Persib dan berkunjung ke tempat-tempat yang bersejarah," ucap Dede Setiawan.

Sekadar diketahui, Community and Activation Manager Persib Rijki Kurniawan saat menjadi pembicara dalam program GoSib di kantor detikJabar akhir tahun lalu menyampaikan, Persib memiliki program unggulan seperti Persib Goes to School, Persib Goes to Campus, Sauyunan, dan Sampurasun. Selain untuk mendekatkan Persib dengan suporter di luar lapangan, program ini menjadi cara Persib untuk meredam rivalitas suporter yang kebablasan serta kampanye melawan rasis di sepak bola.

"Kegiatan ada beberapa yang rutin seperti Sampurasun Persib yaitu forum interaksi kita dengan bobotoh untuk membicarakan berbagai topik dan kita edukasi atau informasikan. Ada juga Sauyunan, salah satu CSR Persib, Persib Goes to School, coaching clinic dan lainnya," ujar Rijki.

(sud/mso)


Hide Ads