Duka dan Pita Hitam dari Sukabumi

Duka dan Pita Hitam dari Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Sabtu, 01 Apr 2023 20:57 WIB
Aksi Pita Hitam di Kota Sukabumi, Sabtu (1/4/2023).
Aksi Pita Hitam di Kota Sukabumi, Sabtu (1/4/2023). (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi - Indonesia dipastikan batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Pembatalan tersebut telah diumumkan pada Rabu (29/3/2023) seusai pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dengan Ketua PSSI Erick Thohir.

Di Kota Sukabumi, aksi solidaritas dilakukan komunitas Viking Persib Club dan mahasiswa dengan cara memasang pita hitam kepada masyarakat di Lapang Merdeka. Mereka membawa spanduk bertuliskan 'Aksi Pita Hitam, Berduka Atas Pembatalan Tuan Rumah Piala Dunia U-20.' Selain itu tagar tagar Selamatkan Generasi Muda juga dipajang di bagian bawa spanduk.

Lina (17), salah seorang bobotoh asal Cianjur yang juga mengikuti aksi pasang pita hitam di Sukabumi ini merasa sangat sedih atas keputusan FIFA membatalkan lokasi tuan rumah piala dunia U-20.

"Sedih saja dibatalin, udah deket malah nggak jadi, apalagi udah jadi tuan rumah tiba-tiba batal. Kontroversi di media sosial, ya padahal politik sama bola jangan dicampuraduk, niatnya itu kan main bola," kata Lina kepada detikJabar, Sabtu (1/4/2023).

Dia berharap Indonesia dapat kembali bangkit dan tak dikucilkan oleh negara lain akibat kegagalan tersebut. "Sekarang kan katanya dikucilkan, intinya sedih sih," tuturnya.

Koordinator aksi, Danial Fadhilah mengatakan, aksi pasang pita hitam itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dinas U-20.

"Jujur kami kecewa karena pertama persiapan yanh dilakukan oleh Indonesia sejauh ini sudah sangat matang, kedua banyak mimpi-mimpi anak muda hari ini yang ingin berlaga di Timnas Indonesia, orang-orang Indonesia yang hari ini ingin melihat bagaimana euforia piala dunia meski U-20," kata Danial.

Dia mengatakan, pemasangan pita hitam itu memiliki pesan kepada masyarakat bahwa persepakbolaan Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Menurutnya, banyak mimpi anak negeri yang pupus akibat isu kontroversi soal penolakan tim Israel.

"Hari ini negara tidak serius terhadap anak-anak mudanya, bagaimana anak-anak mudanya punya mimpi besar, anak-anak muda punya apapun yang ingin diberikan kepada negara tapi negara tidak serius kepada anak-anak muda karena banyak oknum-oknum pejabat yang hanya cari panggung saja," ujarnya.

"Kalau misalkan mau anti Israel banget harus serius juga dong, jangan sampai ketika olahraga dicampur aduk dengan politik, tapi urusan uang (perdagangan dengan Israel) sampai sekarang didiamkan saja," sambungnya.

Sekadar informasi, helatan Piala Dunia U-20 2023 seharusnya dijadwalkan berlangsung di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni 2023. Turnamen ini direncanakan digelar di enam kota.

Keputusan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tak terlepas dari kegaduhan terkait penolakan terhadap Timnas Israel untuk bermain di Indonesia. Israel lolos ke Piala Dunia U-20 2023 sebagai wakil dari Eropa.

Salah satu alasan penolakan tersebut, yakni Israel tidak punya hubungan diplomatik dengan Indonesia. Negeri asal Timur Tengah ini juga dianggap masih melakukan penjajahan terhadap Palestina.

Adapun dua pemimpin daerah yang tegas menolak Timnas Israel, yaitu Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Bali dan Jawa Tengah menjadi dua wilayah yang disiapkan menjadi tempat pertandingan Piala Dunia U-20.

Akibat penolakan terhadap Israel itu, FIFA kemudian membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 yang dijadwalkan dilakukan di Bali. (orb/orb)



Hide Ads