.webp)
Liverpool musim ini benar-benar hancur di berbagai ajang. Teranyar, Liverpool tersingkir dari Liga Champions. Lantas, apa biang kerok kehancuran Liverpool?
Penyebab utamanya adalah inkonsisteni. Liverpool tak bisa mempertahankan terus-terusan meraih hasil positif. Sehingga mereka akhirnya melalui musim ini tanpa meraih satu pun trofi.
Dikutip dari detikSport, Liga Champions sebenarnya menjadi kesempatan terakhir Si Merah menggapai piala. Akan tetapi, The Reds sudah disingkirkan Real Madrid di babak 16 besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertandingan kandang dan tandang, Liverpool ditaklukkan El Real. Liverpool kalah 2-5 dan kalah 0-1 dari Los Blancos.
Liverpool sempat menunjukkan performa yang luar biasa saat melawan tim top. Salah satunya, Liverpool menang 7-0 saat melawan MU.
Setelah itu, Liverpool kerap terpeleset melawan tim kecil. Salah satunya ketika Si Merah tumbang 0-1 ketika melawan Bournemouth.
Eks pemain Blackburn Rovers dan Chelsea, Chris Sutton, menilai Liverpool sangat inkosisten. Kini, Liverpool harus bisa konsisten demi mewujudkan ambisi finis empat besar.
Liverpool saat ini duduk di posisi keenam klasemen Liga Inggris. Mereka membukukan sebanyak 42 poin.
"Selalu sulit untuk membalik keadaan seperti ini. Satu-satunya perbandingan yang saya buat adalah pada 2019, anda merasa mereka bisa melakukan itu musim ini," kata Sutton di BBC.
"Itu adalah performa yang cukup flat, saya hanya berpikir bahwa mereka inkonsisten dalam hal level performa dan hasil akhir."
"Ini jelas sangat penting agar mereka bisa finis ke posisi empat besar. Itulah apa yang harus mereka pikirkan dalam waktu dekat," kata dia menambahkan.
Artikel ini telah tayang di detikSport dengan judul 'Liverpool Benar-benar Inkonsisten'
(yum/orb)
