Dua punggawa Persib Bandung, Kakang Rudianto dan Robi Darwis menjadi pilar penting Timnas Indonesia di ajang AFC U-20 Asian Cup lalu. Meskipun Indonesia harus tersingkir di babak penyisihan, tapi penampilan keduanya menjadi yang paling menonjol.
Kakang Rudianto menjadi pemain yang paling diandalkan oleh pelatih Shin-Tae Young. Dalam tiga pertandingan yang dijalani timnas di ajang tersebut, Kakang tak tergantikan di lini belakang Timnas Indonesia.
Sementara Robi Darwis, baru diberi kesempatan di dua laga terakhir, menghadapi Suriah dan Uzbekistan. Sebab, saat menghadapi Iraq, nama pemain kelahiran 22 Agustus 2003 itu sama sekali tak dimainkan pelatih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya, kedua pemain tersebut tampil tidak menempati posisi aslinya. Robi Darwis yang aslinya berposisi sebagai gelandang tercatat dimainkan sebagai pemain belakang di dua pertandingannya bersama Timnas Indonesia, di ajang AFC U-20 Asian Cup. Pun sama dengan Kakang Rudianto, meskipun bukan hal baru, tapi Kakang lebih dipercaya mengisi pos bek kanan ketimbang bek tengah.
Hal tersebut, dianggap sebagai transformasi yang sangat baik bagi kedua pemain tersebut. Sebab, pergantian posisi permainan yang dilakoni, membuat kemampuan dua pemain tersebut bisa berguna bagi klub dan timnas ke depannya.
Jauh sebelum menjadi andalan Persib dan Timnas Indonesia, kedua pemain tersebut hanyalah bocah biasa yang lahir dari perkampungan, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Layaknya pemuda Cianjur lain yang bercita-cita jadi pemain bola, Kakang dan Robi diketahui menimba ilmu di sekolah sepak bola (SSB) Atep Seven atau A7.
![]() |
Bakat terpendam Kakang dan Robi dalam bermain sepakbola ditemukan legenda Persib Bandung asal Cianjur, Atep. Ditemui usai pertandingan uji coba Persib Legend vs Persigar Legend di Stadion RAA Adiwijaya, Garut, Rabu (8/3) sore, Atep menceritakan kisah kedua pemain tersebut.
"Awalnya ya sama saja seperti teman sebaya yang ingin jadi pemain sepak bola. Mereka latihan, tapi unggulnya mau berlatih di luar jam latihan. Mereka masuk di umur 10 tahun," kata Atep.
![]() |
Atep yang bertindak sebagai pemilik sekolah, berupaya untuk terus meningkatkan bakat anak asuhnya. Dia kemudian mencari cara, agar pemain dari SSBnya bisa tampil di ajang nasional sepak bola level usia dini.
"Karena waktu itu yang bisa ikut Elite Pro Academy itu hanya tim dari Liga 1, jadi kita minta bergabung dengan Persib. Hasilnya alhamdulillah Kakang dan Robi bisa dipakai di sana," katanya.
Kakang dan Robi menjadi dua bakat emas dari Cianjur yang diandalkan Persib di ajang Elite Pro Academy. Penampilan keduanya saat membela Persib Bandung terus berkembang di bawah asuhan para pelatih Persib usia muda.
Kakang menjadi yang paling bersinar. Pemain yang lahir di Cianjur 2 Februari 2003 itu, pada tahun 2019 lalu dipercaya masuk tim Garuda Select. Sekumpulan anak muda berbakat, yang diberangkatkan PSSI untuk menimba ilmu sepak bola di Eropa.
![]() |
Sedangkan Robi Darwis, tak kalah hebatnya. Di usianya yang masih menginjak 18 tahun, pada tahun 2021 lalu, dia mulai dipercaya tampil untuk tim Persib senior di ajang Liga 1, di bawah asuhan pelatih Robert Rene Albert. Penampilan Robi yang memikat pelatih membuatnya bisa bersaing dengan nama-nama besar seperti Abdul Aziz dan Dedi Kusnandar, di lini tengah Persib Bandung.
Atep menilai, Robi Darwis dan Kakang Rudianto merupakan contoh sukses kolaborasi apik yang dilakukan orang tua dan pelatih, dalam membina bakat sepak bola. "Karena kan kalau usia muda, biaya untuk ikut turnamen biasanya diserahkan ke orang tua. Nah, Kakang dan Robi ini, meskipun lahir dari keluarga biasa saja, sangat didukung oleh orang tuanya," ungkap Atep.
Di akhir pembicaraan, Atep bertitip pesan kepada Kakang dan Robi Darwis. Atep meminta, agar kedua mantan anak didiknya itu bisa terus giat berlatih dan terhindar dari star syndrome.
"Pokoknya harus terus latihan, jangan sampai star syndrome. Karena meskipun sudah main di Persib dan Timnas, kalian belum jadi apa-apa," pungkas Atep.
(yum/yum)