Zaenal Arif Ungkap Penyebab Redupnya Pesepakbola dari Cikajang

Zaenal Arif Ungkap Penyebab Redupnya Pesepakbola dari Cikajang

Hakim Ghani - detikJabar
Kamis, 09 Mar 2023 16:30 WIB
Zaenal Arif.
Zaenal Arif. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Garut -

Kabupaten Garut menjadi salah satu daerah penghasil pesepakbola unggul di Jawa Barat. Layaknya Tulehu di Maluku, Garut juga punya segudang talenta berbakat yang kerap tampil di berbagai ajang sepakbola Tanah Air.

Hal itu bukan isapan jempol belaka. Banyak nama-nama pesepakbola Indonesia yang terkenal berasal dari Cikajang, Garut. Mulai dari Adeng Hudaya, Giman Nurjaman, Johan Juansyah, Zaenal Arief, hingga yang kini masih eksis di liga profesional, Yandi Sofyan, Wisnu Wardani, dan Hasan Alfarizi.

Para pesepakbola asal Garut ini biasanya dipercaya di klub mereka masing-masing. Giman Nurjaman, melegenda bersama Persita Tangerang. Johan Juansyah dan Wisnu Wardani namanya harum di Persijap Jepara. Apalagi Adeng Hudaya, Uut Kuswendi, dan Zaenal Arief, mereka sangat dikenang bobotoh sebagai pemain hebat yang pernah membela Persib Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi sinar pesepakbola asal Cikajang belakangan ini mulai meredup. Sebab, selain Yandi Sofyan yang kini bermain untuk Persikabo 1973, belum terdengar lagi pemain asal Cikajang yang bermain untuk klub di level teratas kompetisi sepakbola Indonesia.

Di Persib Bandung, tak ada satupun pemain asal Cikajang yang kini manggung. Fitrul Dwi Rustapa, satu-satunya pemain Persib yang berasal dari Garut, tercatat hanya pernah menimba ilmu di Cikajang, tapi bukan berasal dari sana. Melainkan dari Kecamatan Bungbulang, Garut.

ADVERTISEMENT

Zaenal Arief angkat bicara mengenai hal tersebut. Mantan pemain Persib, PSPS Riau, Persisam Samarinda, dan Persepam Madura United ini menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat pemain bola asal Cikajang kini tak terlihat sinar terangnya di klub papan atas.

Pemegang 23 penampilan bersama Timnas Indonesia senior ini mengatakan, salah satu faktor utama terkuburnya bakat pesepakbola asal Cikajang adalah minimnya kesempatan bermain di level usia dini.

"Tidak ada kompetisi internal, sangat jarang sekali. Padahal pembinaan di sana terus berjalan," kata pria yang akrab disapa Abo tersebut.

Abo menilai hal tersebut sangat krusial. Sebab, jika ditakar dari kemampuan olah bola individu, hingga kini pembinaan bibit muda pesepakbola terus berjalan di Cikajang. Tapi, dengan tidak adanya kompetisi lokal, khususnya di usia dini, membuat mereka jarang mendapatkan kesempatan untuk tampil dan mengasah mentalnya.

"Saya berharap insan sepak bola bahu-membahu. Perputaran kompetisinya dijalankan kembali," katanya.

Abo berharap agar bakat muda pesepakbola asal Cikajang yang meneruskan langkah dia dan para legenda lainnya hadir kembali. Sebab, saat ini para pemain muda dimanjakan dengan fasilitas yang lebih representatif.

Apalagi dengan hadirnya Stadion RAA Adiwijaya di pusat kota, serta perbaikan lapangan Ibrahim Adjie, yang selama ini jadi markas para pesepakbola asal Cikajang. Hal itu diharapkan jadi penunjang agar sinar pesepakbola asal Cikajang kembali bersinar.

"Kalau fasilitas saya pikir tidak menjadi kendala, karena dulu kami dengan fasilitas yang seadanya juga bisa. Tapi mudah-mudahan di waktu mendatang ada lagi Zaenal Arief, Adeng Hudaya dan Yandi Sofyan yang baru," pungkas Abo.

(yum/orb)


Hide Ads