Kiper utama Timnas Indonesia U-20, Daffa Fasya Sumawijaya, mempunyai cita-cita lain selain pesepakbola. Remaja asal Perum Sindangkasih, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Majalengka itu ternyata pernah mempunyai ambisi ingin menjadi polisi.
"Sebenarnya mau jadi polisi, cuma Daffa maunya jalur prestasi murni karena kemampuan dia," kata Ibunda Daffa, Wiwin Yulianingsih (43) saat berbincang dengan detikJabar, Senin (6/3/2023).
Wiwin mengatakan, cita-cita anaknya menjadi polisi terinspirasi dari kakeknya yang merupakan pensiunan polisi. Selain itu, banyak keluarga Daffa yang menjadi anggota polisi sehingga dirinya mempunyai mimpi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kakeknya (pensiunan) polisi. Keluarga juga banyak yang polisi. Malah baju polisi kakeknya, Daffa pasang di kamarnya. Ya gitu saking pengennya jadi polisi," ujar sang Ibunda.
Meski cita-cita itu belum terwujud, namun keluarga tetap bangga terhadap remaja kelahiran Sumedang, 7 Mei 2004 itu. Sebab, mimpi lainnya menjadi pesepakbola profesional bisa terwujud.
"Alhamdulillah, kami selalu dukung apa yang diinginkan Daffa. Ditambah target menjadi pemain sepakbola sudah terlampaui, bahkan lebih karena bisa memperkuat Timnas, itu kami bangga banget," jelas Wiwin.
Keluarga sangat bersyukur anaknya itu telah menjadi pilihan utama pelatih Shin Tae-yong di Timnas U-20. Sebab, di sana Daffa harus bersaing dengan penjaga gawang lainnya.
"Di Timnas pun awalnya tidak berharap banyak, karena ada tiga kiper. Tapi kami dukung saja, saya bilang ke anak saya 'pokoknya kamu tunjukkin kalau kamu bisa,' gitu aja," ucap dia.
Menurut Wiwin, bakat anaknya di dunia sepakbola sudah terlihat sejak kecil. Namun kala itu, Daffa masih meraba-raba posisi terbaiknya.
"Daffa dari kecil memang suka bola, tapi memang awalnya enggak ke kiper sebenarnya, tapi striker," ujar dia.
"Tapi bakatnya sudah kelihatan jadi kiper. Dari refleksnya, kemampuannya, niat berlatihnya juga cukup tinggi," sambungnya.
Di sisi kesehariannya, jelas Wiwi, selain rajin ibadah, Daffa banyak menghabiskan waktunya untuk berlatih sepakbola. Ia jarang menghabiskan aktivitas untuk hal yang dinilai membuang-buang waktu.
"Anaknya pendiam. Dia jarang keluar rumah nongkrong-nongkrong gitu jarang. Kalau keluar pun ngabarin saya. Jadi waktu nongkrong itu hampir jarang, kebanyakan waktunya ya latihan bola sama temen-temennya," kata Wiwin.
"Dia juga suka ngasih ke orang tua, saudaranya. Jadi lebih sering ngasih daripada dikasih gitu. Ibadahnya juga alhamdulilah rajin," ujar dia menambahkan.
Sementara, nama Daffa populer di kalangan pencinta sepakbola Tanah Air karena dirinya kerap tampil gemilang dalam dua laga terakhir bersama Timnas U20 di Laga Piala Asia U20 2023.
Dalam laga Garuda Muda kontra Irak, Daffa berhasil menunjukkan kualitasnya. Ia beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang, meski pada saat itu Timnas U-20 takluk 0-2 dari Irak.
Dalam duel melawan Suriah, Daffa kembali menjelma sebagai tembok pertahanan terakhir yang kokoh. Aksi Daffa di bawah mistar gawang membuat frustrasi pemain Suriah lantaran tak bisa menjebol gawang Garuda muda. Pada laga itu pun Indonesia menang 1-0.
Pasukan Garuda Muda besutan coach Shin Tae-yong itu kini berada di peringkat ke-3 Grup A. Posisi klasemen tersebut belum aman bagi Timnas U-20. Sebab, Irak masih menduduki posisi kedua dalam klasemen Grup A. Meski begitu, Indonesia masih mempunyai pulang untuk lolos ke babak 16 besar Piala Asia U-20 2023.
Irak dan Indonesia mengantongi poin yang sama dalam klasemen. Hanya saja, Irak lebih unggul dari Indonesia lantaran mempunyai satu selisih gol.
Garuda Muda akan kembali bertarung dalam laga penentuan menghadapi pemuncak klasemen sekaligus tuan rumah, Uzbekistan, pada Selasa (7/3/2023). Jika Indonesia bisa menumbangkan tuan rumah, kemenangan itu akan membuka peluang Timnas U-20 lolos ke babak 16 besar.
(mso/orb)