Kisah sedih dialami para pelatih lokal di Liga 1 2022/2023. Dari 18 klub peserta liga, 16 diantaranya memilih untuk memakai jasa pelatih asing. Praktis saat ini hanya ada dua pelatih lokal tersisa yang masih dipercaya sebagai juru taktik.
Dua pelatih lokal yang saat ini masih bertugas adalah Seto Nurdiyantoro (PSS Sleman) dan Aji Santoso (Persebaya Surabaya).
Padahal jika ditelaah, banyak pelatih lokal yang mampu menunjukkan kapasitasnya dengan mempersembahkan pelatih. Seperti saat Persib Bandung ditangani Djajang Nurdjaman yang berhasil meraih gelar Liga Indonesia 2014 dan Piala Presiden 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di awal musim 2022/2023, banyak beberapa pelatih lokal masih dipercaya menangani klub. Sebut saja Rahmad Darmawan (RANS Nusantara), Nil Maizar (Dewa United), dan Djadjang Nurdjaman (Persikabo 1973), Widodo C Putro (Bhayangkara FC).
Namun Nil Maizar dan Djadjang kemudian dipecat, sementara RD kontraknya habis dan tak diperpanjang. Yang terbaru, Widodo juga dipecat oleh Bhayangkara FC beberapa hari lalu.
Kondisi ini membuat prihatin kepada pelatih lokal. Seto Nurdiyantoro mengaku cukup sedih melihat minimnya kesempatan kepada pelatih lokal di negaranya sendiri.
"Ini sesuatu yang gak main artinya opini saya, sebenarnya banyak pelatih lokal yang mumpuni, mungkin beberapa support dari tim tidak maksimal. Tapi harapan saya ke depan, bisa memberikan kesempatan lebih kepada pelatih lokal," kata Seto di Bandung.
Seto menuturkan, sejak awal banyak wacana untuk memberi kesempatan kepada pelatih lokal. Namun nyatanya, banyak klub yang kemudian mengganti pelatih lokal setelah mendapat hasil tidak maksimal. Padahal kata dia, hal itu akan berdampak tidak baik
"Jangan satu dua pertandingan kemudian diganti, buat saya itu mungkin tidak baik. Yang mengerti sepakbola Indonesia adalah orang Indonesia sendiri. Dan saya yakin selama pelatih lokal diberi kesempatan lebih, saya pikir mereka punya potensi," ungkapnya.
"Harapan saya asosiasi pelatih, apa yang menjadi wacana dari dulu bisa terealisasi. Jadi sungguh sayang, coach RD gak ada lagi. Saya gak tau juga, apakah sebentar lagi saya juga, saya gak tau. Harapannya tahun depan lebih banyak kesempatan untuk pelatih lokal," lanjutnya.
Meski begitu, Seto tidak menolak dengan kehadiran pelatih asing. Namun ia meminta jika ada regulasi khusus untuk pelatih asing dimana saat ini, pelatih asing banyak membawa 'gerbong' sendiri. Ia meminta pelatih lokal dilibatkan lebih dalam agar bisa belajar kepada pelatih asing.
"Kalaupun ada pelatih asing, pelatih lokal banyak dilibatkan disitu jadi transfer ilmu. Bukan membawa memang, wewenang pelatih. Harapannya bisa transfer ilmu," ujar Seto.
(bba/yum)