Manajer Chelsea Graham Potter kini mendapat sorotan setelah rentetan hasil buruk yang diraih The Blues. Namun Potter membela diri.
Dilansir detikSport, Potter menilai nasibnya tak beda jauh dengan Juergen Klopp dan Pep Guardiola. Kedua pelatih itu pernah mengalami hal serupa di musim pertamanya di Liga Inggris.
Saat ini Chelsea terpuruk di posisi ke-10 klasemen Liga Inggris karena cuma meraih enam poin dari delapan laga terakhirnya. Bahkan Chelsea sudah tersingkir dari dua kompetisi domestik, Piala FA dan Piala Liga Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Target realistis saat ini yaitu bisa membawa Chelsea finis empat besar, karena Liga Champions sulit diraih. Namun, ada yang memprediksi kalau Potter bisa saja dipecat lebih cepat andaikan performa Chelsea tak kunjung membaik.
Potter sendiri mencoba santai dan tetap berpikir positif. Dia menilai penampilan buruk The Blues bakal segera hilang.
"Anda harus paham kalau kritik adalah bagian dari pekerjaan kami. Anda tinggal lihat kolega saya saat dalam posisi seperti ini," ujar Potter di Sky Sports.
"Pep dikritik habis di musim pertamanya. Arteta juga melalui periode tersebut. Klopp mendapat kritik di awal. Mereka adalah manajer fantastis.
"Sepakbola itu emosional. Ketika Anda kalah, Anda tidak bisa berpikir, Anda merasakan. Penderitaan, rasa sakit, ketidaknyamanan. Kadang sulit dimengerti alasannya. Memang lebih mudah menyalahkan satu orang. Tapi, memang rumit kok."
"Dua bulan lalu saya masih dianggap pelatih top lo."
Artikel ini telah tayang di detikSport. Baca selengkapnya di sini.