Pesik Kuningan menjadi salah satu tim yang naik kasta ke Liga 3 Seri 1 Zona Jawa Barat. Datang sebagai klub promosi, skuad sepak bola dari kota kecil di kaki Gunung Ciremai ini telah melewati jalan terjal hingga berada di posisi sekarang.
Pada perhelatan Liga 3 Seri 2 yang bergulir 2022 lalu, Pesik Kuningan tampil dengan statistik cukup apik. Meski kalah di semifinal dari PSGJ, tim ini tetap berkesempatan menjajal level kompetisi lebih tinggi.
Baca juga: Pesan untuk Calon Pemain Baru Persib |
Menariknya, komposisi Pesik Kuningan saat melakoni tiap pertandingan di Liga 3 Seri 2 didominasi pemain muda. Berbeda dari klub di Ciayumajakuning kebanyakan, Pesik Kuningan tidak membeli pemain. Mereka justru membina talenta-talenta terbaik di Kuningan sejak usia remaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat skema youth development, Pesik Kuningan kerap kali blusukan. Mencari pemain berbakat dalam mengolah si kulit bundar. Kemudian memoles mereka menjadi skuad bertalenta.
Program ini dimulai dengan memilih pemain melalui seleksi terbuka. Untuk memantau pemain potensial, tidak jarang Pesik Kuningan menginisiasi kompetisi sepak bola di tingkat sekolah menengah dan atas. Sehingga pihak manajemen tidak kesulitan membidik pemain yang layak berlaga di tim Pesik Kuningan. Baik itu bagi U-15, U-17 serta tim senior.
"Pesik Kuningan banyak menghasilkan pemain-pemain berbakat. Jadi kita coba wadahi seperti dulu bikin roadmap, kita merancang pembinaan dari U-15, U-17 dan kemudian usia 22 atau senior," kata Direktur Teknik Pesik Kuningan, Satria Nur Zaman kepada detikJabar, belum lama ini.
Proses pembinaan pemain muda bukanlah perkara gampang. Dibutuhkan usaha ekstra agar skill pemain semakin berkembang. Solusi terbaiknya, kata Satria, Pesik Kuningan sering mengirim tim junior untuk bertanding di berbagai kejuaraan. Misalnya, pada Piala Soeratin tahun ini tim Pesik Kuningan U-15 dan U-17 diberangkatkan guna mengikuti kompetisi tersebut.
Semakin banyak menit bermain, kemampuan pemain tentunya bakal terus berkembang. Oleh sebab itu, Pesik Kuningan berupaya agar para pemain mudanya dapat mencicipi atmosfer pertandingan resmi.
Local Pride, begitulah spirit yang agaknya ingin diamalkan Satria untuk Pesik Kuningan. Pria ini menukangi tim di tingkat junior dan senior sebagai head coach. Dia tahu betul seperti apa potensi dari pemain muda di Pesik Kuningan. Oleh karenanya, Satria ingin sekali memberdayakan pemain lokal dari Kuningan.
"Jadi kita dapatkan kemarin dari seleksi terbuka, kita ambil 500 orang untuk U-17, 300 orang dari U-15, kita tidak mengganggu yang U-13 karena mereka adanya di SSB. Kami berharap SSB di Kuningan berlomba menghasilkan talenta terbaik, nantinya kita pantau di kompetisi," paparnya.
Dari analisa pribadinya, rata-rata pemain Pesik Kuningan berpostur kecil. Tapi kecepatan berlari mereka tidak bisa dianggap remeh. Terkadang, kelebihan inilah yang menjadi senjata ampuh untuk mengalahkan lawan dalam pertandingan.
Bermarkas di Stadion Mashud Wisnusaputra, Pesik Kuningan rutin memberikan porsi latihan terukur bagi anak didiknya. Hampir dalam seminggu, mereka berlatih sebanyak enam kali.
Bekerja sebagai juru taktik utama, Satria menekankan basic pemahaman sepakbola kepada para pemain muda. Dari segi fisik, ia mencoba membenahi strange, speed, agility dan lainnya. Dengan begitu mereka akan lebih siap untuk bermain di tim senior.
Di sisi teknik, pemain U-15 dan U-17 Pesik Kuningan selalu dipoles agar kemampuan dasarnya bisa berkembang. Sebagai contoh seperti passing, control passing, body shape, dan lainnya terus dibenahi setiap latihan.
"Disamping itu terdapat hal penting dan paling dasar. Kita bentuk attitude serta mentalitas pemain. Namanya pemain kalau mentalnya tidak bagus, pastinya tidak akan menolong tim," ujar Satria.
Usaha memberdayakan pemain lokal Kuningan akhirnya berbuah manis. Pesik Kuningan bisa promosi ke Liga 3 Seri 1 Zona Jawa Barat. Meletakkan pondasi dasar dengan membina pemain muda tidaklah sia-sia. Justru bagi Satria, hal tersebut merupakan sebuah keuntungan.
Bukan rahasia umum, klub yang berlaga di Liga 3 rata-rata merupakan tim kecil tanpa sokongan dana yang melimpah. Dengan demikian, melatih bibit muda menjadi jurus jitu yang membantu Pesik Kuningan naik kasta ke level kompetisi lebih tinggi.
"Kita butuh dukungan dari stakeholder. Harus lebih memperhatikan lagi, karena di development ini akan lebih mengirit biaya daripada belanja pemain dari luar," tuturnya.
Kini, perjalan baru akan ditempuh Pesik Kuningan. Klub kecil dari kaki Gunung Ciremai ini tengah bersiap, mengumpulkan skuad bertalenta berusia muda untuk berlaga di Liga 3.