Tragedi Kanjuruhan begitu menghentak publik. Insiden itu kini sudah menelan 132 nyawa. Hal ini mengundang keprihatinan tersendiri dari berbagai pihak.
Pembina Viking Karawang Ahmad Zamakhsyari atau kerap disapa Kang Jimmy menuturkan, tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa di luar dugaan.
"Semua itu memang unpredictable, tanpa diprediksi, tapi sudah selayaknya kita mengambil hikmah dalam kejadian tersebut," ujar Jimmy saat ditemui di Jalan Mangga, Kelurahan Nagasari, Kabupaten Karawang, pada Kamis (13/10/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tragedi Kanjuruhan pun memantik banyak pihak menyuarakan perdamaian suporter. Salah satu yang belakangan terus digaungkan adalah antara Viking Persib Club dan The Jakmania, pendukung Persija Jakarta.
Kedua suporter kerap bergesekan. Bahkan ada beberapa nyawa yang melayang akibat perseteruan kelewat batas. Hal itu tak lepas dari rivalitas. Bahkan rivalitas ini sampai menjalar ke akar rumput kedua kelompok suporter.
Sebagai pembina Viking, ia menjelaskan dalam sepak bola rivalitas memang penting. Namun rivalitas itu harusnya hanya berlaku selama 2x45 menit atau saat pertandingan berjalan.
Mengenai perdamaian kedua suporter tersebut, Jimmy mengungkap, ia sudah melakukan upaya perdamaian dengan berkeliling menyambangi suporter Persib di seluruh wilayah di Jawa Barat.
"Kami di Karawang, saya sebagai pembina Viking, waktu itu pada tahun 2018 tensi rivalitas dengan The Jakmania sedang tinggi-tingginya. Kami berkeliling ke seruluh suporter di Jawa Barat untuk menyampaikan pesan say no to racism," kata dia.
![]() |
Ia menyampaikan jangan sampai terjadi rasis di dalam stadion. Sebab, Jimmy menilai kerusuhan atau riak-riak yang terjadi biasanya karena saling mengejek dengan berlebihan.
"Kerusuhan ini biasanya terjadi karena saling mengejek berlebihan. Seharusnya totalitas dan rivalitas berbasis akal sehat, bukan emosional sesaat," paparnya.
Kembali pada Tragedi Kanjuruhan, Kang Jimmy melihat ada hikmah besar yang bisa dipetik. Peristiwa itu jadi awal baru untuk menggaungkan perdamaian antarsuporter.
"Hikmah kejadian ini, kita tahu ada Bonek datang ke Malang disambut oleh Aremania dan Aremanita untuk doa bersama bagi korban Kanjuruhan, ada The Jak mengundang Viking dan Bobotoh di Jakarta, ini sejarah," lanjutnya.
Mestinya, kata dia, perdamaian ini berlangsung tanpa harus ada korban. Namun momentum Tragedi Kanjuruhan diharapkan benar-benar membuat para suporter sadar bahwa nyawa benar-benar berharga. Jangan sampai nyawa melayang gegara sepak bola.
Ia pun menyoroti soal insiden tersebut. PSSI jadi sorotan paling tajam. "Oleh karenanya PSSI wajib meminta maaf secara terbuka, sebab jika panpel (panitia pelaksana) salah, PT LIB salah, semuanya ada dalam naungan PSSI," ujar Jimmy.
Terpisah, Ketua Viking Karawang Ray Kandika Abadi mengungkap kondisi rivalitas antar Viking dan The Jak Mania di Karawang, seelumnya masih dalam kondisi normal.
"Kita masing-masing, ya adem-adem gitu. Kami maunya rivalitas yang sehat 2x45 menit, jadi jangan sampai ada ibu yang menangis lagi, keluarga yang menangis lagi," ungkap Ray.
Mengenai rivalitas, Ray mengaku pihaknya dengan The Jak Mania terbilang harmonis. Bahkan kedua kubu sering bersama dalam setiap kegiatan.
"Kita memang sering nongkrong bareng, karena soal perdamaian memang udah damai dari dulu ge (juga), karena dari temen ke temen. Misal ada temen sekolah ada anak Viking dan The Jak, ada temen tongkrongan motor. Jadi di Karawang mah dari dulu memang udah kondusif," pungkasnya.
(orb/orb)