Laga final Piala Soeratin U-13 tingkat Kota Tasikmalaya pada Minggu (2/10/2022) diwarnai keributan. Video keributan ini pun beredar di media sosial dengan durasi 26 detik.
Tampak sejumlah suporter merobohkan pintu gerbang pembatas tribun dan lapangan Stadion Wiradadaha, Kota Tasikmalaya.
Mereka langsung berusaha masuk ke lapangan. Namun, dihalangi panitia pelaksana pertandingan. Kontak fisik sempat terjadi hingga akhir selesai karena dilerai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Malang ada kericuhan suporter yang tewaskan ratusan orang. Ini kompetisi lokal di Tasik viral juga, ada ribut-ribut," kata Asep, warga di lokasi saat dihubungi detikJabar.
Dikonfirmasi Minggu (2/10/2022), Ketua Pelaksana Pertandingan Ervin mengaku keributan ini terjadi dalam laga final Piala Soeratin usia 13 Kota Tasikmalaya yang mempertemukan kesebelasan DK Privat versus Parahiyangan.
Suporter yang kebanyakan orang tua pemain Parahiyangan U-13, tidak terima dengan keputusan wasit yang mengesahkan gol tim lawan. Mereka menganggap gol tersebut tidak sah karena pencetak gol sudah sudah dalam posisi offside.
"Sudah kalah posisinya kemudian jadi gol lagi, terus katanya offside, tapi wasit nggak offside. Sehingga tim pelatih protes keputusan wasit, dia kemudian ke pinggir lapangan. Sehingga memicu orang tua yang di tribun turun ke bawah, saya tidak izinkan masuk," tutur Ervin.
"Sehingga ramainya (suporter) sama saya, sampai pintu jebol. Saya kan sesuai prosedur, nggak boleh ada penonton di lapangan," tambah Ervin.
Meski diwarnai keributan laga ini kembali dilanjutkan hingga akhir. Tim DK Privat keluar jadi pemenang dengan skor 6- 1.
"Alhamdulillah lancar bisa saling memaafkan. Itu spontanitas saja, pak. Sudah beres tadi juga dan sampai pembagian hadiah," pungkas Ervin.
(orb/orb)