Perjalanan panjang dilalui Aditya untuk mengejar mimpinya menjadi pesepak bola profesional. Kapten Timnas Amputasi Indonesia ini harus melewati banyak rintangan, termasuk yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Cerita Aditya berawal dari minatnya menekuni dunia sepak bola sejak duduk di bangku kelas 3 SMP. Tepatnya tahun 2012, Aditya bergabung dengan salah satu SSB di Kota Bandung.
"Awal suka main bola dari kecil, tapi untuk ke arah profesional itu pas di kelas 3 SMP ya tahun 2012. Masuk SSB Saint Prima Bandung," kata Aditya kepada detikJabar belum lama ini.
Di SSB itu, Aditya mengikuti berbagai turnamen sepak bola usia dini. Mulai turnamen U-15, U-16, hingga Piala Soeratin U-17. Sepak terjang pria kelahiran Palembang, 15 Juni 1997 ini membuatnya masuk ke Persib Bandung Junior atau Diklat Persib.
"Iya waktu masih SMA, waktu itu tahun 2014. Waktu usia saya 17 tahun," ujarnya.
Di Persib junior, ia mengaku banyak mendapat ilmu tentang sepak bola. Bukan hanya soal teknik bermain di atas lapangan, namun juga bagaimana cara disiplin di luar lapangan.
"Dari Persib Junior banyak dapat pelajaran mulai dari makanan, disiplin, latihan. Banyak pelajaran buat saya selama di Diklat Persib, lebih luas pengetahuan sepakbola," ungkap dia.
Sayangnya Aditya tidak lama menimba ilmu di Persib Junior sebelum bencana datang menghampirinya. Tahun 2017, ia mengalami peristiwa yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Aditya mendapat cedera parah.
Cedera itu berawal saat ia sedang bermain untuk tim kampus, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Aditya mendapat tekel dari pemain lawan yang membuat kaki kanannya patah.
"Jadi ketika kejadian seperti ini itu pas semester empat, jadi ada turnamen kampus tim UIN pertandingan persahabatan sama Unpad. Ketika bertanding baru 11 menit kena benturan dengan kiper yang akhirnya saya cedera patah tulang," ucap Aditya.
Tidak hanya patah, kaki kanannya juga terpaksa harus diamputasi lantaran kondisinya yang semakin parah. Aditya mengaku salah mendapat penanganan saat itu.
"Kejadian itu tahun 2017 saat uji coba di kampus gitu cedera patah tulang kena tekel kiper yang akhirnya infeksi karena salah penanganan itu fatal. Diamputasi tahun 2019," ucap Aditya.
Mengubur Mimpi
Melihat kondisi itu, Aditya sempat berpikir untuk menyudahi keinginannya menjadi pemain sepak bola profesional. Namun seoalah mendapat mukjizat, Aditnya menemukan semangatnya kembali untuk mewujudkan mimpinya tersebut.
(bba/orb)