Pemicu Sepakbola Tarkam di Sukabumi Berujung Ricuh

Pemicu Sepakbola Tarkam di Sukabumi Berujung Ricuh

Siti Fatimah - detikJabar
Rabu, 03 Agu 2022 17:18 WIB
Tangkapan layar video ricuh sepakbola tarkam di Sukabumi
Tangkapan layar video ricuh sepakbola tarkam di Sukabumi (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Panitia pelaksana pertandingan sepakbola antar desa di Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi akhirnya buka suara terkait kericuhan penonton di pertandingan final. Pertandingan itu terpaksa dibubarkan oleh polisi hingga melepaskan tembakan peringatan.

Wakil Ketua KNPI Kecamatan Kebonpedes sekaligus Ketua Panitia PHBN Uce Suparman mengatakan, kericuhan penonton itu diduga karena rasa simpatisan yang terlalu berlebihan dari dua tim yang masuk ke pertandingan final. Dia mengatakan, sebelum terjadi aksi polisi tembak pistol ke udara, para pemain di lapangan sempat terlibat konflik.

"Ada kemungkinan karena rasa simpatisan yang terlalu berlebihan dari kedua belah pihak. Jadi pas kejadian di lapang para penonton ke tengah lapangan, yang dikhawatirkan menyerang ke pemain yang waktu itu kebetulan ada pelanggaran," kata Uce saat ditemui di Lapang Boring, Kebonpedes, Sukabumi, Rabu (3/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, karena khawatir terjadi adu tonjok antar suporter dan pemain, maka pihak panitia bersama kepolisian sepakat untuk menghentikan pertandingan tersebut.

"Karena yang dikhawatirkan bisa berdampak lebih lagi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Setelah negosiasi antar pemain, suporter, panitia dan berbagai pihak lainnya diterima, akhirnya para massa diminta untuk membubarkan diri. Para suporter keluar lapangan secara bergiliran diawali dari Desa Sasagaran kemudian disusul Desa Jambenenggang.

"Karena mungkin satu arah dan belum bubar tuntas dan di situ ada semacam tempat ngumpul (nongkrong) mungkin ada sedikit kesalahfahaman yang memancing emosi dari pihak Jambenenggang maka terjadilah, tapi tidak terjadi baku hantam, cuman massa dari sini mendekat, dari sana juga mendekat," jelasnya.

Oleh sebab itu, kata dia, pihak kepolisian menjadi penengah dan melakukan pengamanan dengan melepas senjata ke udara.

"Makanya dari kepolisian ke sana dan mengamankan yang dikhawatirkan sampai ada kontak fisik. Itu makanya antisipasi kepolisian, makanya buru-buru tembakan peringatan untuk membubarkan. Sampai tidak ada satu orang pun yang kontak fisik, sudah massa mau mendekat barulah tembakan," ucap dia.

Dia memastikan, peristiwa tersebut berawal dari kontak fisik antar pemain. Penonton tak terima dan langsung maju ke tengah lapangan.

Sementara itu, panitia memiliki wacana untuk melanjutkan pertandingan di Lapang Kodim tanpa penonton. Akan tetapi, keputusan tersebut belum dapat dipastikan tergantung perizinan dari pihak kepolisian.

"Pihak panitia berkumpul mau membahas, bagusnya seperti apa biar ada mufakatnya. Kemungkinan ditanding ulang di tempat yang berbeda dengan tanpa penonton, istilahnya kita sudah antisipasi mungkin di kodim dengan sisa waktu pertandingan yang ada. Kita buat mencari hasil pertandingan saja," tuturnya.

"Tadinya kita mau galang silaturahmi karena kegiatan kita bukan di sepakbola saja, ada tenis meja dan badminton. Penyelenggaranya KNPI, karang tauran dan KOK (Koordinator Olahraga Kecamatan). Cuman ya ini final di luar ekspektasi ya, antusias masyarakat begitu banyak, perkiraan 600 an lebih dan kita nggak bisa menolak penonton," tutupnya.




(dir/dir)


Hide Ads