Pertandingan sepakbola tingkat kecamatan di Kabupaten Sukabumi berujung ricuh. Polisi mengungkap laga tersebut tak memiliki izin.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pertandingan itu belangsung pada Selasa (2/8/2022) sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, sedang berlangsung pertandingan final antara tim dari Desa Sasagaran melawan Desa Jambenenggang. Mereka memperebutkan posisi juara se-Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi.
Kapolsek Kebonpedes Resor Sukabumi Kota Iptu Tommy Ganhany Jaya Sakti mengatakan, pertandingan itu digelar dalam rangka HUT RI Ke-77 yang diselenggarakan oleh PHBN Kecamatan dan pihak kepemudaan. Menurutnya, pihak kepolisian tidak pernah memberikan izin atas terselenggaranya perlombaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polres Sukabumi Kota maupun Polsek Kebonpedes tidak memberikan izin penyelenggaraan terhadap panitia mengingat situasi masih pandemi dan dapat menimbulkan kerawanan Kamtibmas, dan sudah dilakukan himbauan agar PHBN tidak mengadakan pertandingan sepakbola karena akan memicu kerawanan Kamtibmas," kata Tommy dalam keterangannya kepada detikJabar, Rabu (3/8/2022).
Dia melanjutkan, pihak panitia bersikukuh menyelenggarakan kegiatan tersebut tanpa mengantongi izin dari pihak Kepolisian. Akhirnya, mereka tetap melakukan pengamanan kegiatan di Lapang Boring (Bojongringkung), Desa Sasagaran, Kebonpedes.
"Polsek Kebonpedes dan Koramil Sukaraja melaksanakan kegiatan pengamanan kegiatan tersebut guna mengantisipasi timbulnya Gukamtibmas selama dan pasca kegiatan berlangsung. Kami juga menghimbau kepada panitia untuk menghentikan pertandingan dengan mempertimbangkan kerawanan konflik penonton dan dihimbau untuk membubarkan diri," ucapnya.
Akan tetapi, di pertengahan pertandingan sempat terjadi konflik antar kelompok. Kapolres Sukabumi Kota AKBP SY Zainal Abidin mengatakan, pihaknya melepas tembakan peringatan kepada massa.
"Itu bagian dari upaya Polsek untuk memberikan peringatan kepada massa," kata Zainal.
Menurutnya, para penonton sepakbola sudah sempat diberi peringatan melalui pengeras suara namun mereka tidak mengindahkan peringatan tersebut. Pasca tembakan udara itu, barulah massa dapat dikendalikan.
"Setelah tembakan peringatan diberikan, massa bisa dikendalikan dan tidak terjadi gesekan antar dua kelompok, karena sudah disampaikan peringatan lewat pengeras suara namun massa belum bisa dikendalikan," tutupnya.
(dir/dir)