Lilin Duka dan Sindiran Pedas Bobotoh untuk Manajemen Persib

Lilin Duka dan Sindiran Pedas Bobotoh untuk Manajemen Persib

Rifat Alhamidi - detikJabar
Minggu, 19 Jun 2022 21:18 WIB
Bobotoh menyalakan lilin di depan Kantor Persib.
Bobotoh menyalakan lilin di depan Kantor Persib. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Puluhan Bobotoh mendatangi Graha Persib di Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Minggu (19/6/2022) malam. Mereka mengibarkan bendera setengah tiang atas insiden di GBLA yang menewaskan dua Bobotoh, Sopiyana Yusuf dan Ahmad Solihin.

Usai mengibarkan bendera setengah tiang dan menyampaikan tuntutan kepada manajemen Persib, puluhan Bobotoh berpakaian serba hitam ini menyalakan lilin dan menaburkan bunga di depan Graha Persib. Itu sebagai bentuk duka atas kematian dua Bobotoh saat laga Persib Vs Persebaya, Jumat (17/6/2022).

"Kami datang ke sini membawa kecintaan, kebanggaan dan perhargaan kepada Persib. Tapi manajemen selalu tidak pernah menganggap suara kami," kata seorang bobotoh melalui pengeras suara saat aksi di depan Graha Persib, Minggu (19/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para bobotoh menuntut manajemen Persib untuk bertanggungjawab atas kematian Sopiyana Yusuf dan Ahmad Solihin di GBLA. Bagi Bobotoh, ini merupakan tragedi kesekian kalinya yang tak pernah dievaluasi.

"Panpel harus tanggung jawab, manajemen harus dievaluasi. Karena tidak ada nyawa seharga sepak bola," tutur Bobotoh tersebut.

ADVERTISEMENT

Mereka masih bertahan di depan Graha Persib. Mereka kemudian duduk melingkar di depan nyala lilin sembari menyanyikan chant-chant dukungan bagi Persib Bandung.

Sementara itu, dalam pernyataannya, koordinator aksi Bobotoh, Jajang, menyindir manajemen Persib yang dinilai hanya mementingkan bisnis dan tak pernah menganggap suara kritik dari para supporter. Ia mendesak manajemen Persib dievaluasi akibat insiden tersebut.

"Enggak muluk-muluk, hargailah kami, karena kami suporter membawa kebanggaan untuk Persib. Mungkin bagi kami, mereka (manajemen Persib) hanya mementingkan bisnis dan cuan di Persib, tapi bagi kami Persib ini kehormatan yang harus terus dijaga," kata Jajang.

Jajang menegaskan insiden meninggalnya dua Bobotoh di GBLA bukan sebuah musibah. Namun, merupakan bentuk kelalalian dari manajemen Persib saat mengatur penonton yang datang ke stadion.

"Kejadian kemarin itu bentuk kelalaian panpel yang bertugas. Tapi, malah di-branding bahwa itu adalah musibah. Tapi kami yakin, ini kelalaian dari manajemen," ungkapnya.

Bobotoh pun mendesak supaya manajemen Persib segera dievaluasi. Bagi mereka, tak ada nyawa yang seharga sepak bola dan tak ingin kejadian serupa terulang lagi nantinya.

"Tidak ada nyawa yang seharga sepak bola. Suara supporter ini harus diperhatikan, rangkullah walau itu kelompok kecil dan tidak mengkotak-kotakkan," pungkasnya.




(ral/ors)


Hide Ads