Polemik Stadion GBLA, Walkot Bandung Tak Mau Cari Kambing Hitam

Polemik Stadion GBLA, Walkot Bandung Tak Mau Cari Kambing Hitam

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 10 Mei 2022 23:00 WIB
Transformasi Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung dalam rentang 2014-2021
Transformasi Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung dalam rentang 2014-2021. (Foto: Living Atlas))
Bandung -

Wali Kota Bandung Yana Mulyana akhirnya blak-blakan mengenai polemik pengelolaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang banyak mendapat sorotan publik. Dalam pernyataannya, Yana tak mau berbicara tentang siapa yang salah dan siapa yang benar terkait pengelolaan stadion tersebut.

"Assalamualaikum wr.wb. Dalam penjelasan ini tidak ada sedikit pun niatan saya untuk berbicara tentang siapa yang salah dan siapa yang benar dalam proses terkait Stadion GBLA. Penjelasan ini saya buat, semata-mata untuk memberikan respon atas proses yang sedang dilakukan oleh Pemkot Bandung terkait pengelolaan Stadion GBLA," kata Yana dikutip detikJabar dalam unggahan instagram pribadinya, Selasa (10/5/2022).

Mulanya, Yana menulis bahwa ia dan almarhum Oded M Danial dilantik menjadi pasangan Wali Kota-Wakil Wali Kota Bandung pada tanggal 20 September 2018. Ia pun sudah merasa heran mengapa klub sekelas Persib Bandung tidak menggunakan GBLA sebagai kandang untuk mengarungi Liga 1.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada tanggal 20 September 2018, Mang Oded bersama dengan saya dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung periode 2018-2023. Selaku pecinta berat sepakbola terutama PERSIB, hati saya bertanya-tanya mengapa Persib Bandung sebagai tim kebanggaan Kota Bandung tidak menggunakan Stadion GBLA secara eksklusif atau menjadikannya sebagai homebase," tuturnya.

Karena hal itu, Yana akhirnya bertemu dengan manajemen Persib Bandung melalui PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) pada pertengahan tahun 2019. Ada diskusi mengenai GBLA dengan Persib, dan salah satunya membahas tentang PT PBB yang sudah pernah mengajukan permohonan untuk mengelola GBLA sebagai kandang Persib Bandung.

ADVERTISEMENT

"Sekitar pertengahan 2019, saya berkesempatan bertemu dengan PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), dan berdiskusi mengenai hal ini. Dari pertemuan tersebut, diketahui bahwa PT PBB sudah pernah melakukan pembicaraan dengan Pemkot Bandung dan mengirimkan surat terkait permohonan untuk mengelola Stadion GBLA (slide 2) pada tanggal 27 Desember 2017, namun belum ada tindak lanjut dari Pemerintah Kota Bandung sejak saat itu," ucapnya.

Yana akhirnya mulai menindaklanjuti surat permohonan PT PBB terkait kerjasama GBLA. Pertemuan lanjutan pun dilakukan, dan pada saat itu Yana sampaikan kepada PT PBB beberapa persyaratan untuk bisa memakai GBLA sebagai kandang Persib Bandung.

"Dalam pertemuan lanjutan, saya menyampaikan bahwa berdasarkan regulasi, ada beberapa opsi yang dapat ditawarkan kepada pihak PT PBB. Salah satunya adalah sistem sewa yang memiliki waktu kerjasama maksimal 5 tahun. Namun, pihak PT PBB ternyata memiliki keinginan untuk menjadikan Stadion GBLA sebagai stadion sepakbola yang memiliki standar UEFA, sehingga membutuhkan dana investasi yang besar. Oleh karena itu, PT PBB menginginkan kerjasama dengan jangka waktu yang panjang," tuturnya.

"Untuk itu, opsi yang dirasa menjawab kenginan PT PBB adalah pola kerjasama pengelolaan (KSP) yang memiliki jangka waktu maksimal 30 tahun dan harus melalui proses lelang," ucapnya menambahkan.

Untuk mewujudkan kerja sama antara Pemkot Bandung dan PT PBB, kata Yana, tentu membutuhkan status administrasi Stadion GBLA yang clear and clean. Hal itulah yang mendorongnya untuk mulai menelusuri status administrasi Stadion GBLA.

Dari hasil penulusurannya, terungkap jika GBLA punya banyak masalah administrasi yang harus dibereskan terlebih dahulu oleh Pemkot Bandung. Mulai dari tunggakan utang ke PT Adhi Karya senilai Rp 10 miliar pada 2017, hingga beberapa dokumen yang memerlukan kerjasama dengan konsultan pengawas mengenai nasib GBLA tersebut.

Namun demikian, Yana memastikan semua permasalahan itu sudah mulai teratasi satu demi satu oleh Pemkot Bandung. Ia pun menargetkan GBLA bisa digunakan untuk kompetisi liga di tahun ini.

"Seluruh tahapan terkait pengelolaan Stadion GBLA sedang terus berproses dan Insya Allah bisa digunakan untuk Liga tahun ini. Tentunya dengan penuh ketelitian, kehati-hatian dan terukur. Sehingga diharapkan tidak menimbulkan lagi permasalahan di masa mendatang," katanya.

"Oleh karena itu, saya senantiasa memohon doa dan dukungan dari para wargi, bobotoh, dan seluruh pihak untuk kelancaraan proses ini. Insya Allah kabar baik dapat segera kita dengar. Bismillah #SatSetSatSet. Hatur nuhun," pungkasnya.




(ral/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads