Cerita Bobotoh Saat Persib 'Lawan Kemustahilan'

Suara Bobotoh

Cerita Bobotoh Saat Persib 'Lawan Kemustahilan'

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 20 Mar 2022 14:00 WIB
Sekjen Viking Persib Club Tobias Ginanjar
Sekjen Viking Persib Club Tobias Ginanjar (Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Sekjen Viking Persib Club Tobias Ginanjar tak menyangka sebelumnya jika Persib Bandung akhirnya bisa menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2014. Namun, sangkaannya terhadap nasib Maung Bandung buyar setelah tim yang dinakhkodai Djadjang Nurdjaman kala itu bisa menembus ke babak semi final.

"Pada saat perjalanan kompetisi awal-awal tidak optimis, tetapi dalam perjalanannya semakin lama semakin optimis akhirnya lolos ke fase delapan besar dan dari delapan besar lolos ke semi final dan final itu sudah rasanya euforia banget," kata Tobias saat dihubungi detikJabar, belum lama ini.

Eks Ketua Viking Frontline itu mengatakan, perjuangan yang dilalui Persib sangat berliku-liku. Apalagi, saat di semi final Persib sempat ketinggalan 0-1 dari Arema yang dicetak Alberto Goncavles di menit '46.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Skor terus bertahan, hingga akhirnya Vladimir Vujovic bisa menyeimbangkan kedudukan pada menit ke 83'. Persib membalikan keadaan lewat gol yang dicetak Atep pada menit 90', kemudian gol pamungkas dari Makan Konate pada menit 112'yang makin mengukuhkan kemenangan Persib menjadi 3-1 dari Arema.

"Pasalnya pas masuk semi final bobotoh merasa pesimis lagi karena, waktu itu dikuatkan Arema dan Arema waktu itu komposisi pemainnya lengkap dan ada isu-isu yang berkembang yang di-setting juara adalah Arema, makanya di semi final nge-down, cuman waktu itu muncul hestag #LawanKemustahilan di situ modalnya naik, Persib menang dan di situ seakan-akan sudah juara padahal belum final tuh, lolos semi final sudah euforia seakan-akan juara," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Berangkat ke Palembang

Kemenangan atas Arema mengantarkan Persib ke partai puncak yang digelar di Stadion Jakabaring, Palembang. Tobias mengatakan, kala itu bobotoh dari Jawa Barat pun bertolak ke sana untuk menyaksikan laga final kontra Persipura Jayapura.

"Ketika di Palembang pecah di sana, hampir puluhan ribu orang dari Bandung ke Palembang berbondong-bondong ada yang naik pesawat, naik bus, gunakan mobil dan lain-lain hanya untuk saksikan Persib juara," jelasnya.

Sebelum laga final, bobotoh yang sudah ada di Palembang sempat galau, pasalnya apakah laga final akan digelar di Palembang atau bukan.

"Menang, final kan enggak lama jaraknya hanya beberapa hari. Belum diputuskan venuenya dimana, final belum ada kepastian dimana, bobotoh galau, ada yang mau pulang dulu, ada yang stay di Palembang, karena ada gosip di luar Palembang," tuturnya.

Jual Harta Benda buat Nonton Persib

Tobias mengatakan, banyak bobotoh yang rela mengorbankan harta bendanya demi bisa nonton laga final Persib di ISL 2014. Pasalnya, ongkos untuk pergi ke Palembang tidak murah dari Jabar.

"Semua juga enggak akan terbayar oleh materi, semuanya enggak nyesel banyak yang jual barang sebelum berangkat, ramai di medsos modal final, bobotoh jual barang pribadinya, ada yang jual radio, segala dijual untuk modal ke Palembang," ucapnya.

Modal menonton laga final di Palembang tidak sedikit, ada yang naik bus, mobil pribadi, bahkan pesawat. Untuk paling murah naik bus yakni Rp 275 ribu, belum makan dan lainnya.

Meski harus mengeluarkan uang tak murah, semua materi ini terbayar sudah apalagi juara di laga final Persib berhasil mengalahkan Persipura, dan menjadi juara ISL setelah puasa hampir dua dekade.

"Iya itu kan penantian 19 tahun ya, 19 tahun tanpa gelar, jadi ketika kita sampai final itu momentum yang ditunggu-tunggu, semua orang ingin merasakan juara," ucapnya

Menurutnya, saat laga final berlangsung Stadion Jakabaring dengan kapasitas 40 ribu orang, dominan dipenuhi pendukung Persib.

"Hampir semua tribune, Persipura hanya di utara dan VIP dikir. Jaka Baring 40 ribuan, kayanya lebih karena tempat duduk aja penuh, ada yang duduk di pager, bisa lebih dari 40 ribu," tuturnya.

Rela Bolos Kerja

Tak hanya itu, cerita unik lainnya pada laga final ada bobotoh yang bolos kerja dan ketahuan oleh alasannya karena tersorot kamera televisi.

"Ada yang bolos kerja, ada yang bilang ke kantor sakit, tapi ketahuan sama bosnya gara-gara dia masuk tv. Banyak cerita unik kaya gitu," tambahnya.

Saat ini di laga BRI Liga 1 Persib Bandung ada di urutan dua klasemen sementara. Tobias berharap, Persib bisa juara dalam Liga kali ini.

"Harapan kita terakhir juara 2014, sekarang sudah 2022, artinya sudah 8 tahun kita puasa gelar, ini momentumnya ada," ucap Tobias.

"Mudah-mudahan di Bulan Maret yakni bulan kelahiran Persib bisa berikan kado terindah buat bobotoh dengan berikan juara," pungkasnya.




(wip/yum)


Hide Ads