Persib Bandung gagal meraih penuh saat melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan BRI Liga 1 2021 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Sabtu (19/3/202). Persib berbagai poin dengan Persebaya, yakni 1-1.
Pelatih Persib Robert Alberts mengaku tak puas dengan kinerja wasit Fariq Hitaba. Saat mendapatkan informasi tentang perangkat pertandingan yang bakal memimpin jalannya laga, Robert langsung memberi tahu ke para pemain tentang sepak terjang sang pengadil lapangan.
"Saya sedikit terkejut sebelumnya. Saya sedikit takut. Wasit ini pernah memimpin pertandingan sebelumnya (saat Persib melawan Persija di putaran kedua), enam kartu kuning (diberikan untuk Persib), termasuk saya," kata Robert, Sabtu (19/3/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Robert menegaskan Fariq memimpin pertandingan dengan memberikan 'tekanan' kepada pemain. Sebab, Fariq tak segan menghadiahi kartu kepada para pemain.
Laga Persib melawan Persebaya ini hujan kartu kuning. Wasit mengeluarkan sembilan kartu kuning. Empat kartu kuning diberikan ke pemain Persebaya. Selebihnya kepada pemain Persib. Sedangkan, kartu merah diberikan kepada bek Persib Ardi Idrus akibat akumulasi kartu kuning.
"Banyak kartu kuning yang diberikan. Dan pemain merasa ada ketidakadilan yang dirasakan mereka," kata Robert.
Sebab, saat pemain Persib dilanggar, kartu kuning cukup sulit keluar dari kartu wasit. Hal itu secara tidak langsung membuat pemain Persib berpikir tak masalah jika melakukan hal serupa. Namun, pelanggaran pemain Persib begitu mudah diganjar kartu.
Robert mengaku terus mengingatkan pemain tentang karakter wasit yang memimpin pertandingan. Termasuk saat hendak melakoni babak kedua.
"Kita ingatkan agar lebih fokus ke pertandingan," ucap pria asal Belanda itu.
Namun, petaka terjadi. Di babak kedua, Persib bahkan kehilangan Ardi Idrus akibat mengantongi kartu kuning kedua. Setelah itu, Persib ada dalam tekanan Persebaya. Ujungnya, hasil imbang harus dirasakan.
Meski begitu, dia mengakui jika pelanggaran Ardi Idrus memang layak diganjar kartu kuning yang berujung kartu merah. Namun, kartu kuning lainnya jadi sorotan.
"Saya tidak personal mennilai keputusan wasit. Kartu merah yang diberikan memang betul, kartu memang (layak diberikan)," ungkapnya Robert.
Akan tetapi, dia menyoroti soal keputusan wasit yang jor-joran memberikan kartu kuning. Robert meminta agar wasit lebih jeli dalam memimpin pertandingan.
Pelatih asal Belanda ini juga kesal dengan keputusan wasit yang memberikan offside pada salah satu momen Padahal, menurutnya momen tersebut bukanlah offside.
"Kita buat momen dimana mereka tertekan. Dan, mereka jelas, kita lihat bolanya backpass ke teman sendiri, dan kita coba manfaatkan situasi itu, karena backpass salah. Tapi apa yang terjadi? Offside," singgung Robert.
Dia lalu mengomentari jalannya laga. Menurutnya, Persebaya merupakan tim dengan pola permainan cepat, bola mengalir dari kaki ke kaki. Ia mengaku pemainnya bisa mengantisipasi permainan tersebut.
Persib memeragakan permainan apik, terutama dalam transisi dari pertahanan hingga menyerang. Hingga akhirnya Persib membobol gawang Persebaya melalui David da Silva di babak pertama. Di babak kedua pun Persib nyaris menambah skor.
"Babak kedua sebelum kartu merah terjadi, kita masih punya peluang sebetulnya. Yang jelas bisa jadi 2-0," jelas Robert.
Saat itu, Bruno Cantanhede mendapat peluang. Sayangnya, peluang tersebut tak bisa dikonversi menjadi gol karena membentur tiang gawang.
Usai apes karena Bruno gagal cetak gol. Persib malah mendapatkan kartu merah. Ardi Idrus diganjar kartu merah. Kondisi ini membuat Persib kesulitan. Persib terus digempur serangan. Hingga akhir gol tercipta melalui Ricky Kambuaya.
(sud/ors)