Debat perdana Pilgub Jabar memasuki sesi penguatan visi misi keempat pasangan calon (Paslon). Keempatnya pun kemudian ditanya tentang masalah integrasi sistem dan layanan publik yang berbasis digital.
Menanggapi kondisi itu, Cagub Ahmad Syaikhu menyatakan bahwa dibutuhkan keterbukaan di masing-masing OPD untuk mengintegrasikan sistem pelayanan publik berbasis digital. Selama ini kata Syaikhu, sektor pelayanan ini kerap memicu masalah karena munculnya ego sektoral.
"Untuk menangani itu diperlukan keterbukaan dan tidak ada ego sektoral. Sistem integrasi akan lebih mudah untuk dilakukan. Munculnya ego sektoral merasa data itu milik dirinya. Untuk itu, menangan masalah ini, melakukan integrasi sistem OPD terkait dan political will integrasi sistem sebaik-baiknya," kata Syaikhu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi pertanyaan itu, Cagub Dedi Mulyadi kemudian membeberkan bahwa masalah integrasi sistem pelayanan publik melalui SPBE selama ini menjadi proyek, bukan berorientasi pada tujuannya. Ia pun kemudian mendorong adanya lembaga sendiri dan menunjuk tenaga ahli yang mumpuni untuk mengatasi masalah tersebut.
"Pemprov jabar harus menyiapkan tenaga teknis yang mengambil dari tenaga ahli supaya tidak tergantung dengan orang lain," ungkap Dedi Mulyadi.
Cagub Acep Adang kemudian berpandangan bahwa perlu ada penguatan dalam sektor pelayanan publik yang berbasis digital. Upaya ini dilakukan supaya pelayanan bisa dilakukan secara optimal.
"Ini semua dilakukan untuk mewujudkan sistem yang berfokus kepada pelayanan publik," kata Acep Adang.
Setelah itu, giliran Cagub Jeje Wiradinata menyampaikan pandanganannya. Jeje mengatakan, kunci dari persoalan itu adalah kemauan seorang pemimpin dalam menjalankan sistem yang telah disusun untuk pelayanan publik di Jabar.
"Karena sehebat apapun sistem yg kita buat, kalau leadership-nya tidak kuat dan tidak tegas, tidak akan menyelesaikan masalah ada," tegasnya.
Menanggapi pandangan para paslon, Syaikhu kembali mengulangi pendapatnya tentang kemauan seorang pemimpin dalam mengatasi sektor pelayanan publik secara digital. Dengan tegas, Syaikhu kemudian menyatakan bahwa dia punya wakil yang bisa mengintegrasikan masalah pada sektor tersebut.
"Pasangan ASIH, ada yg ahli dalam integrasi sistem. Maka dari itu, ini bisa menjamin lebih baik lagi," pungkasnya.
Debat Perdana Pilkada Provinsi Jawa Barat 2024 digelar KPU di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Kota Bandung. Debat berlangsung pada Senin (11/11/2024) pukul 19.00 WIB.
Sekedar diketahui, debat diikuti oleh empat pasang calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur, yakni Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina (nomor urut 1), Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja (nomor urut 2), Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie (nomor urut 3), dan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan (nomor urut 4).
Pasangan Acep-Gita diusung oleh PKB, pasangan Jeje-Ronal diusung PDIP, pasangan Syaikhu-Ilham diusung Partai NasDem, PKS, dan PPP, sementara pasangan Dedi-Erwan diusung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, dan PSI.
Debat berlangsung selama 120 menit, membahas 7 sub tema dengan pertanyaan yang disusun oleh 7 panelis. Tema debat perdana Pilgub Jabar 2024 yakni 'Membangun Jawa Barat Menuju Masyarakat Digital yang Sejahtera dan Berdaya Saing Global'.
KPU Jabar mengangkat 7 sub tema debat, yaitu Kesehatan dan Penurunan Stunting, Mentalitas dan Karakter Generasi Muda, Kemiskinan dan Pengangguran, Pengembangan Digital Talent, Reformasi Birokrasi yang Berkelanjutan, Isu Perempuan dan Anak, serta Pendidikan Inklusif dan Berkualitas.
Masing-masing paslon diperbolehkan membawa 100 orang untuk masuk ke area debat publik. Hadirin dalam jumlah terbatas yang bukan merupakan undangan atau rombongan, boleh menyaksikan proses debat Pilgub Jabar 2024 di luar area debat melalui layar besar yang disediakan.
(ral/iqk)