Selain menyampaikan hasil survei Pilbup Ciamis, LSI Denny JA juga memotret elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat di Kabupaten Ciamis. Hasilnya, pasangan nomor urut 4 Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan potensial menang di Ciamis dengan elektabilitas sebesar 67,7 persen.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah mengatakan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan masih unggul jauh di Ciamis dibanding tiga paslon lain. Ada pun elektabilitas kandidat lainya, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie sebesar 10 persen. Kemudian Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina sebesar 7,5 persen. Lalu pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja sebesar 6,8 persen.
"Salah satu yang membuat paslon Dedi-Erwan unggul, karena faktor Dedi Mulyadi yang sudah punya modal tingkat pengenalan dan kesukaan yang tinggi. Yaitu, dikenal oleh 89,8 persen dan disukai oleh 87,1 persen," ujar Toto di Ciamis, Senin (4/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toto menyebut, hasil survei Pilgub Jabar di Ciamis ini sangat menarik. Menurutnya, Ciamis merupakan wilayah yang menurut analisisnya termasuk masyarakat yang religius dan sangat kritis terhadap pemimpin yang dianggap tidak religius. Sementara isu yang sering dilengketkan kepada Dedi Mulyadi, dipersepsi kelompok tertentu tidak jelas agamanya.
"Tapi di Ciamis ini, posisi Dedi Mulyadi cukup kokoh jika dibanding kandidat lain. Dengan angka 67 persen ini tinggi untuk seorang kandidat menang di wilayah yang basisnya menggambarkan masyarakat muslim yang cukup kritis. Tapi faktanya masih dipilih," kata Toto.
Menurut Toto, hasil survei ini bisa menjadi data yang menguatkan bahwa mayoritas pemilih cair dan tidak seperti yang digambarkan.
"Bisa saja pemilih partai A tapi presidennya B, begitu juga partainya A tapi Cagubnya B," jelasnya.
Dari hasil survei tersebut juga menunjukan elektabilitas Jeje Wiradinata yang 6,8 persen. Padahal Jeje sebagai orang yang harusnya punya basis kuat di Ciamis. Diketahui Jeje sempat menjadi Ketua DPRD Ciamis dan juga wakil Bupati Ciamis.
"Tapi faktanya tidak cukup kuat. Memang banyak faktor harus dilihat. Salah satunya adalah problem popularitas. Mungkin pak Jeje sekian tahun meninggalkan Ciamis tidak banyak lagi muncul di Ciamis, banyak generasi yang belum tahu juga. Dibanding Dedi Mulyadi yang mungkin aneka program dan kemasan yang banyak muncul di medsos menjadi makin populer," pungkasnya.
(sud/sud)