Debat terbuka calon bupati dan wakil bupati Cirebon dalam Pilkada 2024 berlangsung meriah pada Sabtu (26/10/2024) di Hotel Aston. Namun, antusiasme massa yang datang melebihi ekspektasi membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon mengevaluasi jalannya acara.
Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Esya Karnia Puspawati mengungkapkan rasa kecewanya terkait kerumunan massa di luar area debat. Menurutnya, situasi ini terjadi karena pihak penyelenggara tanpa sepengetahuan KPU memasang layar di luar ruangan, memicu keramaian massa.
"Ada beberapa hal yang harus dievaluasi, termasuk pengelolaan massa di luar ruangan dan masalah audio," ujarnya usai debat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Esya menegaskan bahwa KPU sebenarnya telah berkomitmen untuk tidak menyediakan layar di luar ruangan guna mencegah kerumunan, sesuai dengan aturan PKPU Nomor 13 Tahun 2024. Namun, keputusan tersebut dilanggar.
"Sejak awal, kami sudah sepakat tidak ada arak-arakan massa dan layar luar ruangan. Tapi, tanpa sepengetahuan kami, penyelenggara justru menyediakan layar, sehingga massa membludak," jelasnya.
Meski ada kendala, secara keseluruhan debat berjalan lancar dengan lima segmen yang memacu diskusi hidup antar pasangan calon (paslon). Debat kali ini mengangkat tema "Akselerasi Pembangunan Ekonomi dan Kualitas SDM untuk Kemandirian Cirebon Berkelanjutan".
Para paslon terlihat saling beradu visi-misi dan memberikan jawaban terbaik atas pertanyaan yang dirumuskan panelis. Sesi tanya-jawab juga berlangsung dinamis dengan argumen dan sanggahan dari masing-masing calon, memberikan gambaran politik yang edukatif bagi masyarakat.
"Debat ini cukup hidup dan memberikan pendidikan politik yang baik untuk masyarakat," tambah Esya.
Esya mengonfirmasi bahwa KPU akan berkoordinasi dengan penyelenggara untuk memastikan situasi serupa tidak terulang pada debat kedua, yang dijadwalkan pada 20 November 2024. Debat berikutnya akan mengusung tema "Tata Kelola Pemerintahan, Transformasi Birokrasi, dan Pelayanan Publik yang Bersih dan Inklusif".
"Kami berharap masing-masing paslon tidak mengerahkan massa di debat berikutnya. Kami juga menyarankan agar nobar diadakan di rumah pemenangan atau lokasi lain yang sesuai," pungkas Esya.
(sud/sud)