Puluhan ribu pendekar yang tergabung dalam Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) siap mengawal kemenangan Paslon nomor urut empat Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan di Pilgub Jabar.
Ketua Komdis PPSI Jabar Yoyo Yahya mengatakan, dukungan tersebut diberikan dengan harapan Dedi bisa lebih memperhatikan seni budaya pencak silat di Jabar.
"Apabila KDM (Kang Dedi Mulyadi) jadi gubernur harus lebih nyaah pada silat, memperhatikan silat, memajukan, melestarikan silat sebagai warisan budaya buhun Sunda," ujar Yoyo di Lembur Pakuan, Sabtu (26/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke depan, kata Yoyo, ia ingin silat semakin lestari dengan masuk sebagai kurikulum pendidikan di Jabar. Selain itu, silat bisa menjadi seni tradisi yang selalu menghiasi pagelaran budaya.
"Sehingga silat terus berkesinambungan dari mulai usia dini hingga orang tua karena silat itu identik dengan kasundaan. Maka kami yakin kalau silat dititipkan ke KDM maka akan semakin lestari," ucapnya.
Saat ini ada lebih dari tiga ribu perguruan pencak silat di Jabar yang anggotanya mencapai puluhan bahkan ratusan ribu orang. Berbeda dengan IPSI, PPSI merupakan organisasi silat yang fokus pada seni budaya.
"Kalau IPSI itu lebih pada olahraga dan prestasi, kalau PPSI adalah seni budaya," katanya.
Untuk memuluskan kemenangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan, pihaknya akan mengajak seluruh jawara dan keluarganya untuk mencoblos Paslon nomor urut empat itu pada 27 November mendatang.
Sementara itu Dedi yang juga menekuni silat sejak kecil akan terus menjaga dan melestarikannya ke depan. Bahkan saat ia menjabat sebagai Bupati Purwakarta dua periode di Desa Linggamukti setiap RT terdapat perguruan pencak silat.
Di desa tersebut warga hidup dengan menerapkan sistem kebudayaan Sunda yang salah satunya pencak silat. Di sana tidak pernah terjadi kejahatan, warganya dikenal guyub dan pekerja keras.
"Wilayah yang punya basis kesundaan tidak ada kriminal, sehat panjang umur, subur makmur, gemah ripah repeh rapih. Ke depan hal ini harus diteliti secara ilmiah agar di Jabar muncul desa-desa serupa," pungkas Kang Dedi Mulyadi.
(mso/mso)