Adhitia Yudisthira, nama baru yang tiba-tiba muncul di kancah perpolitikan daerah menyita perhatian. Saat ini, ia bertarung di Pilkada Serentak 2024 sebagai Calon Wakil Wali Kota Cimahi.
Pada kontestasi lima tahunan itu, Adhit berpasangan dengan petahana Ngatiyana. Pasangan nomor urut 2 itu terus bergerak di semua lini demi meraih simpati dan suara publik menjelang pemungutan suara pada 27 November 2024 mendatang.
Sosok Adhitia dianggap sebagai angin segar terutama untuk pemilih pemula dan swing voter. Hal itu karena pria yang berlatarbelakang sebagai pengusaha tersebut seolah-olah mewakili anak muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas siapa sebenarnya Adhitia Yudisthira? Ia merupakan pria kelahiran Bandung, 25 November 1990. Tumbuh dan tinggal di Kota Cimahi, Adhitia punya kecintaan yang besar terhadap kota kelahirannya.
"Keluarga besar saya ada di Baros (Kota Cimahi), dan almarhum ayah saya adalah pensiunan abdi negara, begitupun dengan ibu yang pensiunan guru. Saya lahir dari keluarga sederhana keluarga yang tidak berlebihan secara ekonomi," kata Adhitia saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
Adhitia menempuh pendidikan dasarnya di SD Negeri Andir Kota Bandung. Ia lalu melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 5 Kota Bandung, kemudian bermuara di SMA Negeri 8 Kota Bandung.
"Kemudian saya kuliah di Universitas Widyatama jurusan akuntansi. Itupun karena kecelakaan, soalnya sebelumnya saya sudah diterima di kedokteran Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, tapi saya buta warna parsial yang menggagalkan keinginan saya menjadi dokter," ujar Adhitia.
Berangkat dari kekurangannya itu, ia akhirnya memilih jurusan yang tak berkaitan dengan pengecekan kesehatan terutama tes buta warna. Akhirnya ia memilih jurusan akuntansi.
"Kemudian saya mengambil pendidikan profesi akuntan selama satu tahun dan mendapatkan sertifikasi dengan gelar akuntan dari Kementerian Keuangan dan mendapatkan gelar Chartered Accountant (CA) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)," ujar Adhitia.
Perjalanan karir pria Adhitia cukup panjang. Ia sempat mengambil sekolah pascasarjana lalu menjadi pengajar di almamaternya, Universitas Widyatama serta kampus lain di wilayah Jawa Barat.
"Saya sempat mengajar juga baik di (universitas) Widyatama ataupun di perguruan tinggi lain seperti Singaperbangsa, Karawang selama satu semester. Tapi karena tidak betah akhirnya kembali lagi ke Cimahi," ujar Adhitia.
Barulah Adhitia terjun ke dunia bisnis, diawali dengan membuka jasa konsultan keuangan kemudian bergabung dengan konsultan pajak dan mengatasi beberapa persoalan pajak daerah.
Di situ saya sambil usaha, lalu trading, pernah membuka bengkel body repair, dan pernah membuka rental mobil baik di Cimahi dan di Bali. Kemudian saya mencoba di agro kopi, rumput laut, dan komoditas alam lainya yang menarik," ujar Adhitia.
Adhitia juga pernah menjadi sekretaris pribadi eks Wali Kota Bandung, Dada Rosada pada tahun 2011 hingga 2013. Tak kurang dari 12 tahun, Adhitia menggeluti dunia bisnis. Sampai akhirnya tiba di satu waktu, ia memutuskan maju sebagai Calon Wali Kota Cimahi tahun 2024.
"Ketika pulang ke Cimahi ada beberapa tokoh yang mencoba mendorong saya mencalonkan ikut pemilihan pilwalkot. Ternyata animo dari berbagai tokoh bagus, karna politik adalah momentum akhirnya saya putuskan untuk terjun di Pilkada," kata Adhitia.
Niat Adhit maju di Pilkada sebetulnya bukan ia niatkan sejak lama. Justru di awal tahun 2024, hasratnya mengabdi di kota tempatnya tumbuh menggebu didukung restu ibunda yang membuatnya kian mantap.
"Untuk maju dalam Pilwalkot Cimahi, pertama meminta pendapat dari ibu saya dulu apakah setuju atau tidak, dan ternyata setuju. Kemudian saya meminta pendapat istri saya dan dia adalah sosok yang penurut jadi apapun keputusan suami dia mengikuti dan support," kata Adhitia.
Ia mulai bergerak sejak April 2024. Mengawali perjalanan dengan blusukan dan sowa ke tokoh di Kota Cimahi. Awalnya Adhit digadang-gadang maju sebagai Calon Wali Kota Cimahi, hingga akhirnya ia bertemu dengan Ngatiyana.
"Kemudian saya bertemu Pak Ngatiyana, dan kami diusung untuk berpasangan oleh beberapa partai, yaitu Partai Gerindra, PKB, PAN, PPP, PKN, PSI, dan Partai Perindo. Saya ingin menekankan bahwa pasangan nomor 2 ini adalah pasangan yang pas dan mengisi satu sama lain," ujar Adhitia.
(dir/dir)