KPU Kota Tasikmalaya telah menentukan jadwal pelaksanaan debat kandidat Pilkada Kota Tasikmalaya. Rencananya debat 5 pasangan calon (paslon) Wali Kota Tasikmalaya akan digelar dua kali, pada 2 November dan 14 November 2024.
"Debat tanggal 2 dan 14 November, kami sedang merumuskan format dan teknis pelaksanaanya," kata Ketua KPU Kota Tasikmalaya Asep Rismawan, Kamis (24/10/2024).
Dia menjelaskan teknis pelaksanaan akan dibahas oleh tim perumus yang saat ini sedang berembuk untuk menentukan formulasi atau format terbaik. Selain itu pihaknya juga tengah menjaring atau mencari tim panelis yang akan dihadirkan dalam debat nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk panelis, rencananya ada yang dari lokal Tasikmalaya ada juga yang dari luar Tasikmalaya," kata Asep.
Dia mengaku harus cermat ketika memilih panelis untuk dilibatkan dalam acara debat, terutama panelis yang berasal dari Kota Tasikmalaya. Pihak KPU, menurut Asep, harus benar-benar melakukan penelusuran dan pencermatan terkait netralitas calon panelis.
"Untuk mencari panelis lokal kita memang cukup sulit, artinya kita harus cermat. Panelis harus dipastikan bukan partisan atau terafiliasi dengan salah satu paslon. Tapi kami yakin ada, bahkan banyak. Makanya sedang kita cermati dulu," kata Asep.
Pemerhati politik Tasikmalaya Asep M Tamam mengatakan bahwa debat publik menjadi tantangan bagi paslon Wali Kota Tasikmalaya. Tapi di sisi lain ini menjadi kesempatan untuk meraih dukungan calon pemilih yang belum menentukan pilihan atau swing voters.
"Biasanya pemilih pemula, gen Z bahkan milenial sepertinya banyak yang belum menentukan pilihan. Pemilih yang masih mengambang, swing voters," kata Asep.
Penampilan paslon di debat kandidat juga bisa menjadi kesempatan untuk mengangkat citra positif sekaligus ajang menjatuhkan lawan.
"Karena potongan-potongan video dari debat sepertinya akan dimanfaatkan oleh tim pemenangan," kata Asep.
Di momen debat kandidat, paslon dan tim pemenangan kata Asep harus memperhatikan sikap dan etika.
Karena untuk meningkatkan elektabilitas, empati dari masyarakat juga sangat berpengaruh. "Kita lihat di Pilpres bagaimana Prabowo diserang, tapi itu malah menguatkan empati publik dan faktanya menang di Pilpres," kata Asep.
Terkait penyelenggaraan debat, Asep meminta KPU bisa menyosialisasikan kegiatan ini secara maksimal. Targetnya semua calon pemilih bisa menyaksikan acara debat kandidat. "Semakin banyak yang menonton, tentu efek dari debatnya semakin besar," kata akademisi Universitas Cipasung Tasikmalaya ini
(yum/yum)