Sejumlah emak-emak di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, terjerat tipu daya bank emok atau bank keliling. Padahal kebanyakan mereka tidak bekerja, atau tidak punya usaha apapun.
Salah satunya Eka, warga RT 03/RW 35, yang menyebut bahwa ia punya utang ke bank emok. Ia kesulitan melunasi pinjaman yang tak seberapa itu, karena tak punya penghasilan tetap.
"Iya punya utang ke bank emok, enggak punya usaha apa-apa," kata Eka saat ditanya oleh Calon Wakil Wali Kota Cimahi nomor urut 2, Adhitia Yudisthira, Kamis (17/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyaknya masyarakat Cimahi, khususnya kalangan emak-emak yang menjadi nasabah bank emok mesti dicarikan solusinya. Hal itu sebab bank emok membebankan nasabahnya dengan bunga selangit.
"Kaget juga ibu-ibu di Kelurahan Melong ini banyak yang jadi nasabah bank emok. Bank emok itu akan merugikan warga karena bunganya sangat tinggi," kata Adhitia Yudisthira.
Sebagai solusi atas jerat bank emok yang membelit warga, pria 33 tahun itu menyebut perlu ada campur tangan pemerintah, salah satunya menghadirkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik pemerintah daerah.
"Jadi kami nantinya akan menghadirkan BPR milik pemkot (Cimahi). Di situ dana bergulir untuk modal warga membuka usaha. Kita verifikasi supaya bantuan jelas pengguna dan penerimanya," kata Adhit.
Melalui modal yang didapat dari BPR milik pemerintah daerah itu, kata Adhit, masyarakat bisa terjun menjadi pelaku Usaha Masyarakat Kecil Menengan (UMKM).
"Jadi saya dan Pak Ngatiyana ini punya program mengenai UMKM, karena Cimahi tidak punya sumber daya alam, maka dengan SDM mencapai 600 ribu jiwa, pemberdayaan ekonomi kerakyatan diutamakan. Warga mandiri menjadi pelaku UMKM, tapi modalnya jangan dari bank emok," ujar Adhit.
(sud/sud)