Cukupnya cahaya yang masuk ke rumah, ketersediaan ruang publik, sarana bermain hingga ruang terbuka hijau jadi unsur yang langka dan sulit ditemui di permukiman padat penduduk. Padahal, unsur-unsur itu mesti terpenuhi untuk mewujudkan kriteria permukiman yang nyaman.
Masalah kenyamanan sebuah permukiman itulah yang dibawa oleh pasangan Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Ma'soem di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2024. Melalui visi misinya, Arfi-Yena bermimpi menjadikan Bandung sebagai tempat yang nyaman bagi semua penghuninya.
Pasangan nomor urut 4 ini memiliki visi mewujudkan Kota Bandung yang nyaman, inklusif, maju dan berkelanjutan untuk mendukung kehidupan yang berkualitas. Kata nyaman dalam visi mereka bahkan tercakup pada tiap misi yang diusung, yakni mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, religius kreatif dan berdaya saing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian meningkatkan kesejahteraan warga melalui pengembangan ekonomi, meningkatkan mobilitas dan kenyamanan ruang-ruang kota, mewujudkan kota yang tangguh dan berkelanjutan serta memperkuat tata kelola pemerintahan untuk layanan publik yang responsif dan partisipatif.
"Sejumlah faktor yang bisa memberikan kenyamanan warga, saat ada cahaya cukup masuk ke rumah, ada ruang publik, sarana bermain anak, serta ruang terbuka hijau," ucap Kang Arfi, Selasa (8/10/2024).
Salah satu wilayah padat penduduk di Kota Bandung yakni Babakan Asih di Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. Berdasarkan data BPS, Bojongloa Kaler menjadi kecamatan tertinggi dalam hal kepadatan penduduk yaitu di angka 40,05 ribu jiwa per kilometer persegi.
Untuk menghadirkan aspek nyaman dalam hal permukiman warga baik di Babakan Asih maupun wilayah padat penduduk lain di Kota Bandung, Kang Arfi menyebut dirinya akan mengupayakan untuk melakukan penataan kawasan. Disebutkan, beberapa wilayah perlu penataan berbentuk vertikal.
"Untuk beberapa wilayah padat penduduk itu, perlu hunian vertikal yang memiliki ruang publik," ujarnya.
"Nanti warga setempat dapat memanfaatkan ruang publik untuk kegiatan bersama, olahraga. Hal yang terbayang, ada juga tempat bermain anak dan sarana aktivitas lainnya bagi warga," lanjutnya.
Di kawasan Babakan Asih, Kang Arfi menyempatkan diri berkunjung ke rumah seorang warga bernama Mak Sujana. Di rumah yang 'sepetak' itu, hidup delapan keluarga yang terdiri dari anak, cucu dan cicit nenek berusia 80 tahun itu.
"Usia Mak Sujana hampir 80 tahun, punya 10 anak, sekitar 20 cucu, dan 15 cicit. Akan tetapi, menurut Mak Sujana, beberapa sudah tinggal di tempat lain. Menurut kriteria Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, itu tak memenuhi kategori rumah sehat. Kami akan membantu keluarga Mak Sujana maupun warga lain yang mengalami kondisi serupa agar punya tempat tinggal yang lebih nyaman," tutur Kang Arfi.
Lebih lanjut, Kang Arfi menuturkan, penataan kawasan serta penanganan wilayah untuk mewujudkan kenyamanan bagi warga tidak hanya bersumber dari APBD Kota Bandung. Pemkot Bandung bisa menggali peluang penataan dari APBD Jawa Barat maupun APBN.
"Anggaran bisa dari mana saja (tak hanya APBD Kota Bandung). Pemkot Bandung yang paling dekat dan kerap berinteraksi dengan warga secara langsung. Lantaran demikian, inisiatif itu mesti timbul dari Pemkot Bandung," jelasnya.
Soal nyaman lainnya, Kang Arfi juga menginisiasi pemberian bantuan modal usaha bagi kelompok ibu-ibu. Tujuannya, untuk mewujudkan rasa nyaman dalam berkehidupan sehari-hari.
"Untuk kelompok ibu-ibu di Babakan Asih, perwujudan nyaman berupaya bantuan modal usaha. Kami (Arfi-Yena) siap menghadirkan bantuan modal usaha dengan bunga ringan, tak sampai memberatkan seperti rentenir atau bank emok," tutup Kang Arfi.
(bba/mso)