Tumbuhan selalu menghadirkan manfaat bagi manusia, baik untuk kesehatan maupun kebutuhan sosial budaya. Salah satu yang paling dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia adalah daun salam. Selain menjadi bumbu masakan, daun salam ternyata menyimpan potensi besar untuk kesehatan, terutama dalam membantu menurunkan kadar kolesterol.
Dalam dunia botani, daun salam dikenal dengan nama Syzygium polyanthum. Menurut World Checklist of Selected Plant Families, tanaman ini tersebar di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, hingga Vietnam. Daun salam umumnya tumbuh di dataran 5-1.000 meter di atas permukaan laut dan dapat hidup baik di hutan primer maupun sekunder.
Efektivitas Daun Salam dalam Menurunkan Kolesterol
Khasiat daun salam untuk kolesterol mulai mendapat perhatian setelah sejumlah penelitian menunjukkan hasil positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Journal of Research in Medical Sciences (2014) melaporkan bahwa konsumsi daun salam secara rutin dapat meningkatkan HDL (kolesterol baik) dan menurunkan LDL (kolesterol jahat) pada pasien dengan hiperkolesterolemia.
- Penelitian lain dari Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research pada hewan uji menemukan bahwa ekstrak daun salam mampu menurunkan kolesterol total serta trigliserida pada tikus hiperlipidemia.
Hasil ini menunjukkan bahwa rebusan daun salam dapat menjadi alternatif alami untuk pengelolaan kadar kolesterol, terutama bagi mereka yang ingin menjaga kesehatan jantung.
Mengenal HDL dan LDL
Kedua jenis kolesterol ini memiliki fungsi berbeda dalam tubuh.
- HDL (High-Density Lipoprotein) dikenal sebagai kolesterol baik. HDL bertugas mengangkut kolesterol berlebih dari pembuluh darah untuk kemudian dibuang melalui hati. HDL berperan penting mencegah penyumbatan arteri dan bekerja sebagai antioksidan serta antiinflamasi alami. Semakin tinggi kadar HDL, semakin baik bagi tubuh.
- LDL (Low-Density Lipoprotein) adalah kolesterol jahat. Ketika jumlahnya berlebihan, LDL dapat menumpuk di dinding pembuluh darah membentuk plak aterosklerosis. Kondisi ini berpotensi menimbulkan penyumbatan pembuluh darah hingga meningkatkan risiko serangan jantung.
Dengan demikian, mengonsumsi rebusan daun salam membantu menurunkan LDL sekaligus meningkatkan HDL, sehingga lebih ideal untuk menjaga keseimbangan kolesterol.
Kandungan Daun Salam yang Bermanfaat
Daun Salam Foto: Getty Images/iStockphoto/joannatkaczuk |
Daun salam mengandung berbagai senyawa aktif, salah satunya flavonoid. Flavonoid merupakan kelompok fitokimia yang banyak ditemukan di bagian daun, buah, hingga kulit batang tanaman. Senyawa ini memiliki efek antioksidan kuat serta dikenal sebagai antihiperkolesterolemia, antihipertensi, dan antiinflamasi.
Proses perebusan dapat melepaskan lebih banyak flavonoid dan eugenol ke dalam air. Karena itu, daun salam lebih disarankan dikonsumsi dalam bentuk rebusan dibandingkan hanya digunakan sebagai bumbu masakan.
Sejak Masa Kerajaan, Daun Salam Sudah Digunakan sebagai Obat Herbal
Menurut Farmakope Herbal Indonesia, daun salam telah digunakan sejak masa kerajaan Nusantara. Masyarakat masa lalu memanfaatkan daun ini sebagai obat penurun tekanan darah, peluruh kencing, pereda gula darah, hingga penurun kolesterol. Tradisi ini kemudian diturunkan dari generasi ke generasi hingga kini menjadi bagian dari pengobatan herbal modern.
Cara Mengonsumsi Rebusan Daun Salam
Rebusan daun salam dapat disajikan layaknya teh herbal.
Bahan:
- 10-15 lembar daun salam segar
- 600-700 ml air
Cara penyajian:
- Cuci daun salam hingga bersih.
- Rebus daun salam dalam air hingga warnanya berubah kecoklatan.
- Konsumsi 1-2 kali sehari.
- Untuk rasa yang lebih segar dan beraroma, rebusan daun salam bisa ditambahkan bahan lain seperti serai, jahe, atau kayu manis.
Efek Samping dan Siapa yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi
Meski berasal dari bahan alami, rebusan daun salam tetap memiliki batasan konsumsi.
- Ibu hamil tidak dianjurkan meminumnya karena daun salam memiliki efek uterotonik ringan, yaitu merangsang kontraksi otot rahim.
- Konsumsi pada ibu hamil bisa menimbulkan risiko tertentu meski efeknya tidak besar. Disarankan untuk memilih minuman herbal yang lebih aman selama masa kehamilan.
- Untuk penderita penyakit tertentu, konsultasi dengan dokter dianjurkan sebelum mengonsumsi herbal ini secara rutin.












































