Wujud Terima Kasih Dani Lewat Warteg Tak Biasa

Kabupaten Sumedang

Wujud Terima Kasih Dani Lewat Warteg Tak Biasa

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 01 Feb 2025 18:00 WIB
Menu di Warteg Sumber Berkah.
Warteg Sumber Berkah. (Foto: Istimewa)
Sumedang -

Sebuah warung Tegal (warteg) bernama Sumber Berkah memiliki konsep yang lain dari warteg pada umumnya. Warteg yang berada di Jalan Raya Jatinangor, Sumedang ini menampilkan informasi nilai gizi di setiap menu yang disajikan.

Di warteg ini, setiap menu seperti ayam goreng, ikan goreng, tempe tahu, beragam jenis sayur, sambal disusun dengan menampilkan berbagai informasi kandungan kalori, protein, karbohidrat hingga lemak.

Warteg 'Bergizi' ini lahir dari ide yang dicetuskan Dani Ferdian yang memiliki ketertarikan di dunia kuliner. Berangkat dari pengalaman pribadinya, Dani mencoba menghadirkan warteg yang murah, enak dan tetap mengutamakan kesehatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dani bukanlah seorang pebisnis kuliner sejak awal. Dengan latar belakang sebagai dokter, Dani terbiasa menangani pasien dengan berbagai keluhan kesehatan yang sebagian besar berakar dari pola makan yang tidak sehat.

"Saya Kedokteran Unpad ambil spesialis keluarga layanan primer. Makanya kita erat kaitannya dengan edukasi keluarga dan yang selalu kita kampanyekan adalah gizi bagaimana keluarga bisa mendapat gizi seimbang dan anak supaya terhindar dari masalah gizi," ucap Dani, Jumat (31/1/2025).

ADVERTISEMENT
Menu di Warteg Sumber Berkah.Menu di Warteg Sumber Berkah. (Foto: Istimewa)

Dari situlah muncul ide untuk membuka warteg dengan konsep berbeda. Ia ingin menyajikan makanan yang tetap terjangkau, namun dengan komposisi gizi lebih seimbang.

"Jadi apa sih yang bisa menunjang itu, bagaimana mengakses gizi yang mudah murah dan sehat dan warteg itu jadi salah satu solusi sebenarnya. Jadi related dengan keseharian yang saya jalani," ungkapnya.

Ungkapan Terima Kasih

Dani mengakui tertarik menghadirkan warteg dengan konsep bergizi ini karena punya pengalaman tersendiri. Saat menjalani program profesi dokter atau koas pada 2011, Dani merupakan pelanggan warteg.

"Dari 2011 itulah pertama kali saya mengenal dan mencoba warteg, karena saat S1 kan kita jarang ya ke warteg, di kampus paling makanan kantin, di sekitaran kampus yang banyaknya kafe. Pas koas itulah mulai coba dan ternyata enak dan murah," ujarnya.

Bagi Dani, warteg menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menikmati makanan dengan harga terjangkau dan rasa yang otentik. Di masa-masa Koas itulah, Dani menyebut warteg sebagai salah satu hal yang 'menyambung' hidupnya.

"Salah satu yang 'menyambung' hidup saya adalah warteg. Jadi ya makan di warteg itu buat mahasiswa, yang belum punya penghasilan, pendapatan pas-pasan tapi pengen makan enak, kenyang, murah opsinya warteg," terangnya.

Menu di Warteg Sumber Berkah.Menu di Warteg Sumber Berkah. (Foto: Istimewa)

Ketimbang bisnis kafe, dia menyebut warteg memiliki pelanggan setia yang selalu ada setiap harinya. "Dibanding kalau buka kafe harus punya banyak inovasi menu, kalau warteg kan makanan rumahan yang tiap hari disajikan, murah, marketnya luas. Makanya saya tertarik ke warteg," ucap Dani.

Karena itu, Dani menganggap membuka warteg merupakan salah satu bentuk terima kasih dirinya. "Iya salah satunya itu. Orang-orang yang kayak saya masih banyak yang ngandelin makan dengan budget terbatas untuk bisa makan enak, murah dan sehat," jelasnya.

Jaga Otentikasi

Meski konsepnya berbeda dari warteg pada umumnya, namun Dani memastikan Warteg Sumber Berkah tetap menjaga otentikasi dari sebuah warung tegal. Karena itu, dia berkolaborasi dengan rekannya bernama Sudianto yang sudah turun temurun menjalani bisnis warteg.

"Saya bikin warteg sama Mas Iis, dia orang asli Tegal, dia yang menjaga otentikasi warteg, itu tugasnya dia. Kalau saya melakukan pengembangan warteg untuk urusan pengelolaan, marketing dan kesehatan," paparnya.

Menu di Warteg Sumber Berkah.Menu di Warteg Sumber Berkah. (Foto: Istimewa)

Dari Warteg Sumber Berkah, Dani mengharapkan pemenuhan gizi masyarakat bisa didapat dengan mudah dengan harga yang terjangkau.

"Dulu saya adalah konsumen warteg, di satu sisi jadi makanan sehari-hari dan ini potensi bisnisnya juga bagus, dan untuk kesehatan dalam pemenuhan gizi seimbang yang mudah didapatkan masyarakat, makanya tertarik untuk ngembangin konsep warteg ini," tandasnya.

(bba/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads