Jawa Barat terkenal dengan beragam kuliner yang nikmat untuk dicicipi. Setiap daerah mempunyai kuliner khasnya masing-masing. Salah satunya di Sumedang yang dijuluki sebagai Kota Tahu.
Tahu Sumedang yang sudah dikenal banyak orang ini diolah dengan cara digoreng. Ciri khasnya berwarna kecoklatan dan renyah saat digigit. Kuliner khas Sumedang yang berbahan dasar tahu ini tidak hanya dijual di toko oleh-oleh, ada juga pedagang yang berkeliling menjajakannya.
Seperti Mang Dede yang berjualan tahu Sumedang di Universitas Padjadjaran (Unpad). Ia berkeliling dari pagi hingga sore mencari pembelinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulainya dari setengah sepuluh sampai sore", ucap Mang Dede.
detikers bisa menjumpai tahu Mang Dede di area Sosial Humaniora (Soshum). Biasanya Mang Dede berkeliling di Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
"Empat fakultas, jarang ke saintek, satu jalur aja," saut Mang Dede
Mang Dede sudah berjualan tahu Sumedang selama puluhan tahun. Ia ingin mengenalkan makanan tradisional ini agar lebih dikenal banyak orang, khusunya di kampus Unpad Jatinangor.
"Mang Dede jualan udah lama ya sekitar dua puluh tahun, kalau di Unpad banyak mahasiswa-mahasiwa dari luar daerah, belum mengenal tahu Sumedang," ungkapnya.
Salah satu pembeli, Risna mengatakan dia sudah mengenal tahu Mang Dede sejak awal berkuliah di Unpad. Bahkan, ia menjuluki kudapan ini sebagai "Tahu Problem Solving".
"Kalau kenal tahu Mang Dede dari semester satu, nama tahu itu tahu problem solving," kata Risna saat ditemui detikJabar Senin (6/5/2024).
"Pokoknya isunya-isunya waktu pertama denger, karena kalau misalnya mau uts atau mau uas beli ini lancar," imbuh Risna menjelaskan julukan Tahu Mang Dede.
Harga yang ditawarkannya pun ramah di kantong mahasiswa. Satu tahu Mang Dede dibanderol cuma Rp1000. Tidak cuma mendapat tahunya saja, detikers bisa menaburi dengan bumbu pedas dan asin.
"Kalau dijual ini untuk sekarang 1000 satu biji, bumbunya asin dan pedas," jelas Mang Dede.
![]() |
Tahu Mang Dede yang enak disantap sebelum mulai perkuliahan ini, membuat Risna kerap membelinya jika malas ke kantin.
"Enak, sebagai pengganjal perut, jadi kayak lumayan lah buat sarapan, mang Dede juga gampang ditemui, kalau misalkan lagi mager (malas gerak) ke kantin," ucap mahasiswa asal lampung itu.
Mahasiswi yang menempuh studi di Ilmu Komunikasi Unpad ini, biasanya membeli lima tahu Sumedang Mang Dede. "Paling sedikit lima ribu, kalau lagi mood sepuluh ribu," ucap Risna.
Dilihat detikJabar saat ditemui di Fikom Unpad, Risna membayar tahu Mang Dede menggunakan salah satu e-wallet. Mang Dede memang menyediakan pembayaran digital, ia ingin memudahkan pembeli yang tidak membawa uang cash.
"Sekarang disesuaikan dengan zaman," kata Mang Dede sembari melayani pembeli.
Untuk ke Unpad, Mang Dede menempuh jarak 40 kilometer menggunakan motor dari rumahnya. Meskipun harus menempuh waktu yang panjang, Ia menyatakan bahwa sudah nyaman berjualan berkeliling di Unpad dan kurang suka jika menetap berjualan di kios.
"Udah nyaman jualan gini, soalnya kalau di sini jadi enaknya sambil olahraga jalan-jalan, kalau di kios diam disana istilahnya menetap, kalau mang Dede menetap gak enak gak nyaman, keliling-keliling udah enak," terang Mang Dede.
Mang Dede yang diketahui telah mempunyai anak dan cucu ini berharap agar lebih banyak mahasiswa yang membeli tahu Sumedang miliknya.
"Harapan kedepannya mudah-mudahan lebih maju jualannya, lebih banyak pembelinya, dari mahasiswa juga banyak peminat," pungkasnya yang memiliki nama lengkap Dede Udin.
(yum/yum)